[caption caption="Kondisi lalu lintas salah satu jalan di Yogyakarta. (Dokumen pribadi)"][/caption]Sebagian besar masyarakat, membutuhkan alat transportasi. Sebagian waktu kita gunakan di jalan raya. Apakah waktu tersebut hanya akan terbuang sia-sia? Apakah hanya akan habis untuk bermanuver lincah di barisan mobil bercelah? Apakah akan diisi dengan keluhan dan umpatan terhadap pengendara lain yang sembrono? Saya rasa tidak. Bisa dimanfaatkan untuk saling “berinteraksi”, berbagi dan menghormati.
…
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kendaraan bermotor tahun 2014 mencapai 114.209.266 unit, naik 9,69% dari tahun sebelumnya. Jumlah itu didominasi oleh sepeda motor, 92.976.240 unit dan disusul oleh mobil penumpang yang berjumlah 12.599.138 unit. Sekarang, bagaimana pertumbuhan jalan di Indonesia? Hanya sekitar 2% (sumber: bps.go.id).
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan panjang jalan. Faktor-faktor tersebut cenderung menghambat, baik untuk pelebaran dan atau penambahan panjang jalan. Di sisi lain, laju pertumbuhan jumlah kendaraan sulit dikendalikan. Ketika pertumbuhan jumlah kendaraan dan panjang jalan tidak imbang, maka kemacetan tak terhindar, khususnya di kota besar. Selanjutnya, pihak terkait banyak mengeluarkan aturan atau kebijakan guna mengurai dan mengurangi kemacetan. Ada yang berhasil, ada yang gagal total.
Sekarang, mari sejenak lupakan perbandingan jalan dan jumlah kendaraan. Mari kita renungkan, ada faktor lain yang turut menyumbang kemacetan atau memperparah kemacetan. Faktor tersebut adalah perilaku berkendara. Beragam jenis perilaku berkendara yang disadari atau tidak, dapat menyebabkan atau memperparah kemacetan.
Kesadaran dan Introspeksi Diri
Kemacetan bukan hanya perkara jalan tidak mampu memfasilitasi lalu lintas kendaraan, tetapi juga masalah sikap dan karakter pengendara. Setiap pengendara, tentunya ingin cepat sampai ke tujuan. Baik pengendara sepeda motor maupun mobil, dengan “gaya” berkendaranya, ingin sampai tujuan dengan cepat dan selamat.
Apalagi jika waktu “start”-nya terlambat, yang bisa menyebabkan “finish”-nya pun terlambat. Terlebih jika ada sanksi dari keterlambatan tiba di tempat tujuan. Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari ngebut, salip-menyalip dan selip-menyelip, mengandalkan klakson untuk “menggertak” pengendara lain, hingga melanggar rambu lalu lintas.
Sadari bagaimana karakter berkendara Kita. Ingat kembali, bagaimana Kita menggunakan jalan? Bagaimana Kita memperlakukan pengendara lain di jalan raya? Berapa banyak peraturan lalu lintas yang dilanggar? Berapa banyak rambu lalu lintas yang diabaikan?
Efektif Memilih dan Menggunakan Kendaraan
Bagi yang memiliki beberapa jenis kendaraan, seperti memiliki beberapa sepeda motor dan mobil, sebaiknya bijak dalam menentukan jenis kendaraan yang akan digunakan. Jika hanya bepergian sendirian, tidak mengangkut barang yang berlebih dan tidak sedang hujan lebat, sebaiknya memang hanya menggunakan sepeda motor.