Kasus 1: Konvoi/Touring Motor Sport
Jumat (26/8/2016) sore, sekitar pukul 15.30an kemarin, saat berkendara dari Jogja ke Klaten, saya menemui konvoi/Touring motor sport. Sepertinya mereka sedang touring, dari arah Jogja menuju arah Solo/Surabaya. Saya tak tau pasti berapa jumlahnya, yang mepet dan menyalip di samping kiri mobil saya hanya 5 motor. Cukup unik, sebab anggota konvoi tersebut bukan dari satu tipe dan merk sepeda motor, ada Kawasaki dan Yamaha. Tetapi semuanya motor lakik, dengan kapasitas mesin antara 150 – 250 cc.
Tentunya untuk mendapat pandangan sempurna mengamati kuda besi keren yang sepertinya sedang touring itu. Sepintas, Mereka mengingatkan saya pada “almarhum” motor Yamaha “Belalang Tempur” 225 cc saya dulu. Maksud Almarhum adalah motor tersebut sudah hilang dicuri. Hilang tak ditemukan hingga sekarang, hanya tersisa STNK, BPKB dan kenangan yang masih tersimpan.
Mereka juga mengingatkan saya dengan si Mantan, yaitu Honda “Macan” 200cc yang sudah nyaris full modif bak tunggangan dek Marc Marquez. Dibanding kuda besi Marc Marquez, si Honda Macan saya dulu ini hanya beda kapasitas mesin, warna, dan nasib tentunya. Motor itu harus dijual karena sedang butuh uang mendesak.
Belum puas mengamati motor sport yang touring itu, “eh… kok mereka jalan terus, eh… woi lampu merah ini,” saya menggerutu sendiri. Mereka menerobos lampu merah, via jalur lambat. Meskipun lewat jalur lambat, tetap saja harus berhenti. Wong jalur itu memotong persimpangan. weladalah….sembrono, Piye to bro…bro!. Inilah kasusnya, touring oknum komunitas motor sport yang melanggar rambu lalu lintas, membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Kasus 2: Konvoi Sepeda Motor yang Melanggar dan Memaksa Pengendara Lain Untuk Melanggar
Masih dihari yang sama, malamnya, sekitar pukul 19:30an. Saya membeli nasi goreng Cak Pri di persimpangan Jalan Pemuda - Jalan Ronggowarsito Klaten. Warung Nasi Goreng dan Bakmi Cak Pri ini uenak lho, murah lagi. Meskipun hanya warung tenda, tapi selalu ramai. Kalau beli di atas jam 8 malam, jangan harap bisa bebas pilih menu, sudah pada habis diserbu.
Oh iya, maaf promosi. Saya tidak ada kepentingan bisnis dengan Cak Pri, juga tak ada ikatan kekeluargaan. Tapi mungkin tak ada salahnya mempromosikan UMKM. Apalagi saat ini, Presiden Joko Widodo sedang menggiatkan pengembangan UMKM. Semoga Cak Pri dan Pelaku UMKM lain sukses dengan usahanya. Aamiin.
Oke, kembali ke topik. Saat menunggu pesanan nasi goreng di warung Cak Pri, saya sambi menelpon Bapak Mamak di Palembang. Baru beberapa menit telpon, tiba-tiba ramai suara klakson di persimpangan jalan dekat warung Cak Pri ini. Makin lama, makin jelas suaranya, makin berisik. Suara merdu Mamak ditelpon sudah tak terdengar, kalah dengan suara klakson yang membabi-buta.
Bukan hanya suara klakson, ada juga suara sirine, mirip sirine mobil polisi. Saya pun berdiri dan keluar warung, untuk melihat ada apa gerangan di jalan raya. Alamaaak, ternyata ada konvoi sepeda motor bebek, dari arah Solo menuju arah Alun-alun Klaten/arah Jogja.