Mohon tunggu...
Yosep Efendi
Yosep Efendi Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat Otomotif

Selalu berusaha menjadi murid yang "baik" [@yosepefendi1] [www.otonasional.com]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perilaku Bersih, Senyum Mbah Petrus dan Cita-cita Poros Maritim Dunia

9 Oktober 2016   21:48 Diperbarui: 9 Oktober 2016   22:05 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian ikon ekspresi daerah dalam menyambut tamu (sumber gambar: tourhematdibali.com dan wisatajogja.com)

Sebelum membaca artikel ini, saya sarankan untuk mengawalinya dengan senyum   :)

Indonesia, sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Terdiri dari 17 ribuan pulau dan garis pantai lebih dari 99.093 Km (sumber),  wajar jika Indonesia disebut sebagai Negara Kepulaun terbesar di dunia. Lebih dari sekedar predikat, lautan Indonesia berlimpah ikan/pangan lain, energi fosil, energi baru dan terbarukan. Kekayaan tersebut akan menguatkan Indonesia, baik internal maupun eksternal.

Tepian Laut Selatan, Pantai Selatan (foto dok.pri)
Tepian Laut Selatan, Pantai Selatan (foto dok.pri)
Oleh sebab itu, kehadiran Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada jajaran Kabinet Kerja pimpinan Presiden Joko Widodo adalah langkah tepat, yaitu bekerja untuk menggali dan mengembangkannya potensi kelautan Indonesia. Mengusung misi mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan Nasional, Kemenko Kemaritiman memiliki peran yang strategis dalam mewujudkan cita-cita besar “Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia”.

Secara sederhana, Indonesia Poros Maritim Dunia dimaknai bahwa Indonesia akan memiliki pengaruh besar dalam menggerakkan (poros penggerak) perekonomian sektor kelautan dunia. Menjadi penggerak sektor ekonomi dari biota laut, energi,  transportasi perdagangan dunia via laut, hingga wisata bahari. Selain sebagai poros penggerak, kemaritiman Indonesia juga diharapkan menjadi “simpul dari berbagai tali yang menjulur” ke berbagai penjuru dunia. Artinya, Indonesia akan menjadi pusat perhatian dunia dan terus didatangi masyarakat Internasional.

Menyiapkan Diri Yang Akan Menjadi Pusat Perhatian Dunia

Sebagian ikon ekspresi daerah dalam menyambut tamu (sumber gambar: tourhematdibali.com dan wisatajogja.com)
Sebagian ikon ekspresi daerah dalam menyambut tamu (sumber gambar: tourhematdibali.com dan wisatajogja.com)
Jika akan menjadi pusat perhatian dunia, apa yang harus disiapkan? Sebelum menjawab pertanyaan ini, baiknya kita membayangkan perihal “Bagaimana jika Kita mendapat perhatian positif dari orang lain dan orang lain tersebut akan bertamu ke rumah Kita?” Jika mendapati momen seperti itu, sebagian besar mungkin akan menyiapkan diri untuk menyambutnya. Mulai dari membersihkan ruang tamu, halaman rumah bahkan menyiapkan makanan sebagai hidangan untuk tamu tersebut. Tujuannya agar yang bertamu menjadi betah dan nyaman di rumah Kita. Saat tamu tersebut tiba, Kita pun akan menyambutnya dengan senyum terbaik. 

Pun begitu saat Kita bertamu ke rumah orang lain. Kita akan disambut dengan ramah dan disiapkan makanan. Bahkan, saat Kita bertamu ke rumah orang lain secara mendadak, dengan sigap si tuan rumah akan membereskan ruang tamu. Dengan cepat Ia akan merapikan benda-benda yang berserakan sambil berkata “maaf berantakan…”. Jika tidak ada hidangan untuk teman ngobrol, hanya ada minuman, tuan rumah pun akan kembali minta maaf maaf tidak ada apa-apa, cuma minum.Begitulah kebiasaan yang saya amati, yang katanya sudah menjadi budaya, menyiapkan diri untuk tamu untuk menghargai/menghormatinya dan untuk kenyamanannya.

Meskipun bukan hal yang dicari dan diutamakan oleh tamu, tetapi sambutan berupa ruangan yang bersih dan senyum ramah itu bisa mempengaruhi kunjungan selanjutnya. Hal itulah yang sebaiknya dilakukan untuk mempersiapkan diri untuk menjadi pusat perhatian dunia sektor maritim. Indonesia diharapkan menjadi jalur perdagangan laut Internasional, maka laut dan propertinya harus disiapkan, mulai dari menjaga kebersihannya hingga sarana-prasarana apa saja yang dibutuhkan. Kita pun akan menyambut “pelaut” internasional itu dengan senyum terbaik.

Begitu juga untuk kemaritiman sektor wisata, wisata pantai/laut. Jutaan wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, salah satu tujuannya adalah menikmati keindahan pantai Indonesia. Secara ekonomi, kedatangan mereka sangat menguntungkan Indonesia yaitu devisa dan untuk masyarakat sekitar kawasan wisata,  yaitu keuntungan transaksi jual beli. Agar keuntungan tersebut dapat terjaga, bahkan meningkat, maka tempat wisata juga harus dijaga keindahannya. Terutama kebersihannya, agar keindahan wisata tersebut tak ternoda oleh sampah/kotoran.

Selain menyiapkan kebersihan tempat wisata, yang tak kalah penting adalah cara menyambut wisatawan. Seperti halnya tamu, mereka layak mendapat sambutan hangat dan senyuman terbaik. Agar mereka merasa aman dan nyaman berekreasi di Indonesia. Agar kunjungan wisata semakin meningkat.

Kesimpulannya, yang harus disiapkan untuk menyambut perhatian dan kunjungan masyarakat dunia, antara lain adalah kebersihan lingkungan dan senyum keramahan. Tentunya itu persiapan umum yang bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Sedangkan persiapan teknik atau keilmuan khusus kemaritiman, tentu sudah disiapkan ahlinya. Kita, sebagai masyarakat umum, membantu yang “ringan-ringan” saja namun sangat penting, yaitu perilaku bersih dan ramah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun