Vario 150 eSP saat Mengantar Kerja, Olahraga dan Wisata (Foto dok. pribadi)
Alat transportasi nampaknya sudah menjadi kebutuhan masyarakat, khususnya untuk mendukung aktifitas sehari-hari. Rutinitas sebagian besar masyarakat didukung oleh alat transportasi, baik transportasi pribadi maupun umum. Permasalahan yang relatif sama di berbagai daerah adalah terbatasnya transportasi umum, baik keterbatasan kuantitas, kualitas, waktu operasional maupun jangkauan trayek. Itulah penyebab kendaraan pribadi menjadi pilihan utama. Akibatnya, alat transportasi pribadi pun menjadi pilihan utama.
Jika dilihat dari tren di jalan raya dan di parkiran kendaraan, maka kendaraan pribadi yang banyak digunakan masyarakat untuk beraktifitas adalah sepeda motor. Kemampuannya dalam bermanuver dan efisiensi operasional, menjadikan sepeda motor menjadi pilihan utama. Sepeda motor bukan hanya diandalkan oleh masyarakat ekonomi (maaf) menengah kebawah. Tetapi juga masyarakat yang tergolong “kaya”.
Beberapa rekan kerja Saya, yang secara ekonomi terlihat kaya, berjabatan tinggi, akumulasi pendapatan bulanan yang besar, rumah bagus di kawasan strategis dan memiliki beberapa mobil berharga relatif mahal, pun sering menggunakan sepeda motor untuk ke kantor. Saya pernah bertanya pada rekan tersebut perihal alasan sering menggunakan sepeda motor, jawabnya “pake mobil kejebak macet terus mas, suwi (lama)”. Ya, lalu lintas kendaraan di Yogyakarta memang sudah padat, kerap macet. Beberapa titik sering mengalami kemacetan parah. “Penak numpak motor, irit, cepet” (enak naik motor, irit, cepat) tambahnya. Artinya, sepeda motor sudah menjadi alat transportasi pilihan seluruh lapisan masyarakat.
Bekerja Diantar Yang Sempurna: Vario 150 eSP Hemat Bahan Bakar
Hemat waktu dan biaya adalah keunggulan sepeda motor yang menjadi alasan utama larisnya penjualan sepeda motor di Indonesia. Termasuk Saya, mobil tua sering Saya “semedikan” di halaman rumah. Harus berfikir berulang kali jika akan menggunakan mobil untuk berangkat kerja, pertimbangannya adalah waktu dan biaya bahan bakar. Menggunakan sepeda motor lebih efektif dan efisien.
Apalagi menggunakan Vario 150 eSP, efisiensinya tidak diragukan lagi. Sepeda motor produksi Honda memang dikenal hemat bahan bakar, bahkan pada sepeda motor dengan volume mesin 150 cc seperti Vario ini. Dalam brosurnya, Honda mengklaim bahwa konsumsi bahan bakar Vario 150 mencapai 52,9 Km/Liter (Uji Lab Metode ECE R40).
Saya mencoba membuktikan angka tersebut di jalan raya, meskipun akan berbeda, tetapi harusnya hasilnya tidak signifikan. Saya mengosongkan tangki bahan bakar Vario 150, kemudian mengisinya dengan 1 liter Pertamax (pertimbangan nilai oktan dan rasio kompresi mesin Vario).
Jarak tempuh dari rumah ke tempat kerja sekitar 7,8 Km, kondisi jalan ramai lancar dan melalui 4 Traffic Light (2 traffic light kerap padat kendaraan). Ditambah jarak tempuh warung langganan tempat makan siang, sekitar 1 Km (Berangkat-Pulang= 2 Km). Pulang ke rumah melalui jalur yang sama saat berangkat kerja, jadi dalam 1 hari jarak tempuh total sekitar 17,6 Km. Dengan gaya berkendara yang santai, tidak “ugal-ugalan”.
Hari berikutnya, total jarak tempuh masih sama. Jadi dalam dua hari kerja, jarak tempuh total sekitar 35,2 Km. Lalu saya memeriksa isi tangki bahan bakar, ternyata masih menyisakan sekitar satu gelas ukuran 300 cc (0,3 Liter). Berarti dalam 1 hari kerja menghabiskan 0,35 Liter bahan bakar. Sisa 0,3 liter itu jika merujuk pada konsumsi hari-hari sebelumnya, dapat digunakan untuk perjalanan sepanjang 15,08 Km. Jadi, 1 Liter Pertamax yang saya isikan pada Vario 150 dapat digunakan untuk perjalanan 50,28 Km (17,6+17,6+15,08Km). Jaraknya lebih pendek 2,62 Km dengan alat uji ECE R40 yang dilakukan Honda. Selisih itu nampaknya dipengaruhi oleh arus padat kendaraan yang terjadi di dua titik traffic light yang saya lalui. Laju kendaraan yang rendah tidak stabil karena lalu lintas padat, dapat mempengaruhi konsumsi bahan bakar.
