Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Momentum Tsunami Aceh

26 Desember 2016   11:29 Diperbarui: 26 Desember 2016   11:34 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Momentum tahun ke-12 Tsunami di Aceh sudah semestinya menjadi pelajaran berharga bagi kita untuk berubah ke arah yang lebih baik, adapun dalam hal sikap kita kepada Allah maupun hubungan sosial masyarakat.

Dalam hal sikap kita kepada Allah, kita harus benar memahami bahwa dalam waktu per detik tersebut Allah mampu mencabut ribuan nyawa sekalipun, hingga tak ada yang tersisa jikalau Allah ingin mengakhiri hidup kita diatas permukaan bumi ini. Bukan hal mustahil jika kedepan akan lebih dahsyat lagi melebihi yang terjadi saat itu, mungkin jutaan bahkan milyaran bisa meninggal dalam sekejap.

Rumah-rumah hancur, mayat bergelimpangan, raungan sirene mobil ambulance bersahutan, semua fokus untuk untuk menolong mereka yang tertimbun dan bahkan wajah-wajah sanak famili yang tak dikenali lagi akibat tertimbun berhari-hari serta ada yang sampai saat ini jenazah dikubur di perkuburan Massal yang tak pernah kita menemukannya, semoga Engkau Husnul Khatimah Wahai Saudara-saudariku !

Dalam hubungan kita dengan sesama yang masih hidup, Allah anugrahkan sisa umur untuk kita hidup untuk sementara waktu, bukan Allah tidak mampu untuk tidak mencabut ruh kita daripada jasad, akan tetapi Allah menyisakan kita dan ingin melihat kita kearah mana perubahan setelah Allah memisahkan ruh saudara-saudari kita daripada jasadnya.
adakah kita saling bersilaturahim,bermanis wajah,menghargai dengan sesama, membantu dalam kebajikan, atau kita saling sibuk menjatuhkan, menghina, ataupun mencela dalam mencapai kepentingan sesaat.

Mari kita merapatkan dan mengatur  saf kita yang telah jarang untuk kebaikan dan pembangunan Aceh dan masyarakatnya, bukan tidak mungkin tatkala kita berpaling dari yang Allah ingin maka kita akan hancur lebih dahsyat dari sebelumnya.
Saudara-saudariku momentum Tsunami ini adalah barometer untuk mengukur dan menginstal Jiwa yang murni untuk mengemban amanah Sebagai Rakyat Aceh yang baik dan bermartabat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun