Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pejalan Kaki Di Pulau Batam

14 Januari 2025   11:06 Diperbarui: 14 Januari 2025   11:06 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : guntara.com

Ketika menginginkan perubahan dalam hidup, tentu terdapat jalan yang harus di tempuh bahkan terkadang tidak termasuk dalam target awal perjalanan. Begitulah cerita ku saat itu, ketika mencoba mencari pekerjaan di Kota Medan namun tidak mendapatkan kerja seperti harapan. pesan masuk melalui email ada namun itu terlalu jauh yaitu ke pulau kalimantan bidang perkebunan sawit tetapi aku tidak memilihnya.

Sore itu, ketika aku sampai melalui pelabuhan Sekupang dengan menggunakan kapal cepat dari pelabuhan Dumai Riau. Pertama aku sampai aku tercengang dengan suasana di pulau batam serba hiruk pikuk para pekerja dari perusahaan ke perusahaan. ketika aku dijemput oleh seorang teman yang sudah lebih duluan sampai disana.

pertama kali aku sampai, pas di bawah pohon duduk beberapa orang bapak-bapak yang sedang main catur memanggil aku kesana, katanya, hei yuk main catur, aku menjawab, iya pak. tanyanya lagi kamu mau kemana? aku menjawab mau kerja pak, ini sedang nunggu kawan jemput aku. lalu dia mengganguk.

Aku memang duduk disamping bapak-bapak itu sedang main catur sambil bercakap-cakap dan sesekali tertawa, juga salah seorang dianta bapak itu berpesan, tetap semangat ya di kota batam jangan cepat putus asa kalau mencari kerja. Hidup di batam memang berat namun itu adalah perjuangan. Aku menjawab, siap bapak.

Dari ujung aku melihat sekilas kawan yang ingin menjemput aku. Aku minta izin pergi kepada bapak-bapak yang sedang main catur di bawah pohon di depan kios-kios yang berjejer itu.

******

Setelah beberapa hari disana, aku membeli koran loker, membeli beberapa buku bahasa inggris di toko buku Mall Nagoya Hill. Pertama sekali berjumpa dengan seorang bule dari Italia, aku minum kopi bersamanya disana. aku ngobrol disana kebetulan aku lulusan pendidikan bahasa inggris di kampung sehingga aku mengerti bahasa inggris.

Dari situlah aku mulai jalan kaki dengan menggunakan peta di hape android, aku tinggal sementara di komplek Sakura Garden dekat dengan kodim batam. Setelah pertemuan dengan orang luar negeri tersebut aku di kasih uang olehnya sehingga aku mempunyai perbekalan yang cukup.

Dari situlah aku mulai jalan kaki kemana-mana di batam. aku lakukan itu bukan karena bukan tidak mempunyai uang untuk naik bimbar (istilah orang batam menyebut minibus sejenis angkot) aku berjalan kaki untuk mengenal orang-orang batam orang perantau di batam.

menurut aku bahwa batam itu adalah miniaturnya indonesia, semua suku ada di batam. Jadi kalau ingin mengenal indonesia dalam skop yang lebih kecil maka datanglah ke batam dan saksikan kenali mereke semua. toleransi di batam itu sangat tinggi, jikalau ingin belajar toleransi juga datang ke batam. kita akan melihat keharmonisan hidup sesama perantau disana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun