Setelah ramadhan penuh satu bulan. Hingga mendapatkan hari raya idul fitri. Kita kembali pada aktivitas sedia kala. Kembali lagi bergelut dengan lingkungan, keluarga, handai taulan dimana saja.
Disana akan teruji kembali dengan apa yang telah didapati saat ramadhan dan hari raya. Kesabaran yang telah dilatih selama puasa akan di hadapkan kembali dalam balutan dunia panca roba.
Ibadah yang dahulunya tertib juga demikian rupa. Disana sudah teruji dengan kedisiplinan yang luarbiasa. Adakah kita tetap memilih tegar ataupun meracau bersama kegaduhannya.
Jika kita mampu mempertahankan, setiap apa yang telah diraih. Hal itu bertanda taubat kita di bulan ramadhan di terima di sisi Allah swt. Jikalau sebaliknya berarti selama ramadhan dan idul fitri kita belum dapat meraih keagungannya.
Semoga kita termasuk salah seorang diantara yang orang yang mendapatkan kemampunan selama ramadhan dan idul fitri. Jiwa kita ibarat terlahir kembali sebagai maknanya fitri yaitu suci. Ibarat seperti kertas putih yang belum ada coretan pena dosa diatasnya.(*)Â
(Yusuf)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H