Jika engkau masih belum berhasil dalam kehidupan. Terus saja bergelut dengan itu saja. Tak pernah berhenti dalam permasalahan. Jikalau dengan berbuat baik masih juga orang mencurigakannya, mengabaikannya, bahkan menfitnahnya dengan membabi buta.
Tetap saja dalam keistiqamahan, memperjuangkan hak-hak mu dalam medan laga. Dunia ini sangat kejam, lebih kejam dari kisah holocoust jika itu memang benar adanya.
Ketika kamu sudah mau berhenti, bahkan mungkin saja sedang berniat hara-kiri. Tetap teguh dalam keyakinan bahwa setelah ini akan ada terang benderang. Bisikkan pada hati bahwa tuhan menjadikan kamu tidak sia-sia. Semua akan ada perhitungan.
Di jepang ada hutan di kaki gunung fuji untuk mereka yang ingin hara-kiri, di Amerika ada jembatan merah yang kisahnya di baluti dengan darah dan air mata. Mungkin kamu mulai bertanya adakah yang demikian itu di sekitar mu?
Berhentikan ocehan kamu dengan segera. Kamu memang dari alam kembali kepada alam. Tapi kamu berbeda dengan pepohonan, hewan-hewan yang meloncat kesana kemari. Kamu sama memang sama-sama hidup dengan mereka.
Namun tidak sama-sama mati, mereka mati menjadi tanah, kamu juga menjadi tanah. Itu kisah pada logika, tapi sebenarnya kamu sedang memikul amanah terbesar di pundak mu, untuk kamu pertanggungjawabkan di hari mizan.
Kamu unik, kamu hebat, kamu spesial dijadikan oleh tuhan, maka bersemangat jangan sampai berputus asa dengan kegagalan. Cintai dirimu seperti tuhan semesta mengasihi kamu.
(YS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H