Menjadikan diri lebih baik tentu menjadi keinginan setiap orang, terkadang tantangan yang besar menjadi penghalang sehingga kembali kepada keadaan semula dan belum pernah berubah.
Acap kali seorang yang kelakuan buruk dalam masyarakat dianggap sebagai sampah yang tak berguna. Mereka menganggapnya sebagai dalang sebuah keonaran dan di pandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat di sekitarnya.
Walaupun sebenarnya kita tak dapat menjudge perjalanan kehidupan seseorang sampai-sampai dengan memvonisnya seperti ini misalnya, "Hei kau calon penghuni neraka", dan juga menyebutnya "Hei pencuri, mampus kau!" dan masih banyak lagi yang beredar di tengah-tengah masyarakat kita.
Pada hakikatnya semua manusia sedang berproses dalam kehidupannya masing-masing. Mengejar anugerah terbesar dari tuhan untuk mendapatkan posisi yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Kadang-kadang keburukan yang dia sedang jalankan dari faktor perjalanan kehidupannya yang kurang beruntung sehingga terjerumus kedalam ketidak harmonisan dengan lingkungannya.
Mengajak kepada kebaikan dengan baik-baik adalah sesuatu hal yang semestinya dilakukan dalam keseharian kita.
Juga jikalau seseorang sudah melupakannya kemana tujuan akhir dari dirinya maka terlebih baik adalah mendoakan dirinya agar kembali kepada kebaikan.
Seandainya kita yakin diri bahwa seorang hamba yang beriman maka minta kepada tuhan agar dia mendapat hidayah dan ampunan tanpa mencela yang dan menghardik karena tuhan pun tak pernah mengajarkan seperti itu kepada ummat-NYa.
Semoga kita selamat dari mulut yang mengaku sebagai seorang yang beriman dan masih mengandalkan celaan dan hinaan demi memuaskan hasrat yang tersembunyi dari diri yang serba berkekurangan, berkasih antar sesama saling mendoakan ciptakan atmosfir perdamaian.*
(YS)