Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Merasakan Kuliner Khas Simeulue, Makyuss!

22 Juli 2021   01:06 Diperbarui: 22 Juli 2021   01:15 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : idm times

Penganan khusus di setiap daerah berbeda-beda, tak terkecuali simeulue seperti kata pepatah lain lubuk lain ikannya, lain daerah lain penganannya. Penganan khas wilayah kabupaten kepulauan yang berada di tengah samudra hindia sangat unik di banding dengan daerah lainnya di indonesia. Penganan yang banyak di minati oleh masyarakat yang memang sudah tradisi turun temurun bernama memek dan juga sangat diminati oleh pelancong yang datang dari luar daerah.

Arti memek dalam bahasa simeulue adalah beras gongseng, diberi santan dan di tambah bahan baku pisang, hampir mirip dengan kolak kalau di daerah lain di aceh, ada juga yang menyebutnya cagruk kalau daerah pesisir selat malaka.

Wisatawan yang datang kesana terkadang, khusus mencari memek tersebut jikalau kesana, bahkan seorang kawan yang beberapa saat yang lalu bertandang bersama-sama kesana, bergurau sama saya, sudahkah saya makan memek hari ini ? semua jadi tersenyum-senyum sendiri karena hal itu.

bahkan sejak tahun 2019 penganan memek ini sudah di tetapkan sebagai warisan budaya tak benda indonesia (WBTB) sungguh luarbiasa kan ? makanya jikalau sahabat kompasianer datang ke simeulue, jangan lupa makan penganan "memek".

itulah indonesia, kita punya berbagai macam yang unik terkait nama penganan, tempat dan lain-lain sebagainya kita harus sangat bersyukur dengan hal itu dan perlu melestarikan agar tidak punah. (YS)*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun