Setiap tanggal 30 Maret merupakan hari yang bersejarah bagi Indonesia, di tandai dengan adanya hari perfilman. Mengutip film Indonesia bahwasanya hari perfilman Indonesia di tetapkan pada tahun 1962 oleh dewan film Indonesia dengan organisasi perfilman.
Dunia perfilman Indonesia pernah mempunyai era keemasannya dan itu diakui oleh dunia internasional. Salah satu contoh Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan masih banyak lagi karya serupa yang telah mengharumkan nama Indonesia di luar sana.
Namun tidak bisa di pungkiri dalam sebuah kemajuan yang di capai ada juga riak-riak kecil yang terasa membuat film Indonesia berjalan di tempat, tidak seratus persen mampu bersaing setingkat Hollywood di negeri Paman Sam. Tentunya dengan menjunjung tinggi kearifan lokal dan memadukan dengan kecanggihan teknologi kekinian.
Seumpamanya ketika memproduksi sebuah film tidak asal plagiasi, semacam ikut ikutan asal jadi, ingin cepat selesai namun itu harus di barengi keuletan yang tinggi dipadu dengan kecanggihan teknologi.
Teringat sebuah momen masa kecil penulis ketika menonton sebuah film laga  di saluran tv negara tetangga, ketika momen di ayun pedang harus di ulangi hingga tiga kali, dengan irama yang sama  padahal itu sudah masuk dalam film tentunya itu akan membuat kaku seakan produser film tak punya ide.Â
Disaat bersamaan film laga di Indonesia yang di perankan Barry Prima, Adven Bangun dkk seperti laga realitas di depan mata tanpa rasa canggung sedikitpun itu menjadi daya tarik tersendiri untuk film laga Indonesia dan sampai saat ini belum bisa tergantikan dengan yang lain.
Semoga film Indonesia terus maju dengan berbagai terobosan yang dilakukan oleh pegiatnya dan dukungan pemerintah yang mesti tetap ada serta menjaga kearifan lokal selalu utuh terjaga.
(YSF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H