Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Alat Pelindung Diri (APD) yang Dirindukan

5 April 2020   21:59 Diperbarui: 5 April 2020   22:04 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

COVID-19 menyerang,  alat pelindung diri (APD) tak teridentifikasi Salah satunya adalah masker yang paling di cari-cari, entah permainan mafia manakah lagi. 

Kondisi kelangkaan tersebut  menjadikan nyawa jutaan nyawa manusia jadi terancam, pandemi virus Corona adalah pembunuh senyap berbeda dengan bencana alam yang kasat dengan mata, di hindari jikalau suatu wilayah sedang menimpanya. 

Dengan kesigapannya pihak berwajib sudah mampu menangkap beberapa jaringan penimbun yang tak punya hati nurani. Para mafia dalam kondisi paceklik kemanusiaan masih mampu mengeluarkan naluri ekonominya. 

Teringat beberapa hari yang lalu datang ke beberapa apotek dan puskesmas hanya untuk mencari selembar masker kondisinya kosong, bahkan hingga hari ini. 

Dengan rasa sedih, harus tetap memakai masker jahitan pelindung seadanya tanpa label SNI sebagai uji kelayakan oleh pemerintah resmi, miris terasa di dalam hati, tapi mau bagaimana lagi. Berbagai resiko tetap harus di lewati. 

Di saat yang sama datang rasa  rindu tentang negeri yang bersih tanpa bercokolnya mafia kemanusiaan, yang mengorbankan saudaranya untuk merenggut setali uang yang belum  tentu di bawa bersama berhenti nafasnya. 

Sampai kapan indonesia terbebas dari para penimbun itu, sejati mereka harus mendapatkan hukuman yang setimpal atas kejahatan kemanusiaan yang di lakukan nya. Kelakuan mereka sudah memperta

Tidak lagi kondisi kerja yang sejatinya harus bergelut dengan masyarakat, sesuai dengan arahan atasan. Katanya sebagai garda terdepan dalam mencegah Corona di desa-desa, intinya harus tetap bekerja demi asap dapur harus mengepul, seram juga sih, bagaimana lagi? 

APD tidak ada, tentu seram. Gimana kalau jumpa Corona di jalan lalu menyusup ke hidung atau ke ke mulut hingga berdiam di tenggorokan beberapa hari seperti yang di jelaskan para ahli kesehatan. 

Sejatinya hingga hari ini, saya belum mendapatkan APD yang di rindukan itu, kemanakah dia berlari hingga belum mampu untuk mengejarnya. 

Kelangkaan bukan hanya di Aceh saja namun di beberapa kota lain di Indonesia juga merasakan hal yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun