Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru Hebat yang Pernah Kutemui [B. 1]

9 Februari 2020   22:01 Diperbarui: 9 Februari 2020   22:13 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam kisah kehidupan selalu saja di temukan orang-orang  yang sangat berjasa menolong bahkan memberikan tauladan yang baik untuk di kenang sepanjang masa. 

Orang yang sebelumnya asing tak pernah dikenali satu dari ujung barat dan seorang lagi di ujung timur, namun tuhan mentakdirkan bertemu. 

Kisah ku, anak ketiga dari sembilan bersaudara dari keluarga miskin semenjak kecil cita-citanya tinggi. Ingin sekolah di tempat favorit namun selalu terkendala dengan dana yang tidak mencukupi. Dengan senang hati bersekolah di kampung dengan kondisi sekolah serba kekurangan. 

Bayangkan saja, ingin sekali kuti kegiatan pramuka namun tak pernah sekalipun kesampaian saat usia kepala tiga dan tak mungkin lagi menjadi peserta. 

Ketika di bangku sekolah dasar saya pernah berkesempatan mendapatkan beasiswa dari Tabanas Batara Bank BTN satu caturwulan mendapatkan 60.000 dari kantor pos. 

Dengan dana tersebut menamatkan bangku sekolah dasar. 

Di masa SMP saya tak pernah mendapatkan beasiswa lagi, bahkan saat ujian sempat tidak datang ke sekolah karena tidak membayar uang bulanan dan biaya ujian sekolah. 

Datanglah seorang guru ke rumah namanya bapak Zubir, guru bahasa indonesia asal beliau dari Matang Geulumpang Dua, Peusangan. 

Beliau sangat peduli dengan kondisi keadaan saat itu, beliau membonceng saya ke sekolah untuk mengikuti ujian. 

(Bersambung......)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun