Mohon tunggu...
M Yusuf Is
M Yusuf Is Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sosialisator Penggerak Literasi Nasional 2022

Menulis itu ibarat makanan yang terserap dalam tubuh dan menjadi energi yang dahsyat dalam bertindak, Jangan ragu-ragu untuk memberikan yang terbaik. __Tulisan mempunyai hak cipta__ Contact : 085362197826 FB : Muhammad Yusuf Ismail Ar-Rasyidi Tweeter : @ismayusuf Email : Ismailyusuf8@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kartu Kuning, Kenapa Tidak?

11 Februari 2018   04:09 Diperbarui: 11 Februari 2018   05:12 10818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat yang lalu seantero Indonesia di hebohkan dengan Kartu Kuning ala Zaadiit, kartu kuning yang di tujukan pada orang nomor satu Indonesia. Ini sejarah baru bagi Indonesia mengenai kartu kuning, ide kreatif dari seorang mahasiswa tanpa melukai Fisik seseorang. Katakan saja Zaditt Ibaratnya rambu lalu lintas di jalan raya, merah, kuning dan hijau.

Zaddit telah mewakili notabene rakyat Indonesia yang kurang puas dengan apa yang telah di capai oleh pemangku pemerintahan saat ini, tentunya bukan hanya untuk bapak Joko Widodo saja akan tetapi untuk seluruh komponen bangsa yang merasa bertanggung jawab dengan kondisi bangsa saat ini hingga mengundang kekhawatiran yang mendalam yang patut di perhatikan.

Makna kartu kuning, ibaratnya lampu kuning bukannya jangan berjalan akan tetapi harus ekstra hati-hati dalam berjalan sehingga tidak merugikan siapapun didalamnya. Jangan ngebut-ngebut entar ketabrak orang, jangan pula berhenti entar disenggol dari belakang.

Kebetulan saat itu sedang Santer berita mengenai kasus kurang gizi di Papua, jadi sebagai anak bangsa merasa ingin kebahagian hidup bernegara dirasakan oleh masyarakat yang hidup di berbagai belahan pulau di Nusantara, maka muncullah kartu kuning, hingga kartu hijau kembali lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun