Mohon tunggu...
yose marieta
yose marieta Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

"ᵃⁿʸʷᵃʸˢ, ʰᵃᵛᵉ ᵍᵒᵒᵈ ᶠʳⁱᵉⁿᵈˢ ˢᵘʳʳᵒᵘⁿᵈ ʸᵒᵘ, ʰᵃᵛᵉ ᵍᵒᵒᵈ ᵖᵉᵉʳˢ, ˢᵘʳʳᵒᵘⁿᵈ ʸᵒᵘʳˢᵉˡᶠ ʷⁱᵗʰ ᵍᵒᵒᵈ ᵖᵉᵒᵖˡᵉ ᶜᵃᵘˢᵉ ʸᵒᵘ ᵃʳᵉ ᵃ ᵍᵒᵒᵈ ᵖᵉʳˢᵒⁿ ᵗᵒᵒ."

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegagalan Kabinet Ali Sastramidjojo Dua Menimbulkan Perpecahan Masyumi dan PNI?

11 November 2023   16:42 Diperbarui: 11 November 2023   16:51 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang

Peristiwa ini di awali dengan adanya pemilu tahun 1955 dalam kaninet Buharudin Harahap dengan kemenangan beberapa partai yang cukup terkenal pada saat itu. Suara pemilu terbanyak dimenangkan oleh PNI yang di ketuai oleh Ali Sastramidjojo. Ia pun diaperacayai kembali menjabat sebagai Perdana Mentri serta memimpin kabinet setelah menjabat pada tahun 1953- 1955 silam, dengan Ali Sastroamidjojo sebagai ketua dan Mohammad Roem serta Idham Chalid sebagai wakil. Kemenangan yang di peroleh Ali Sastramidjojo didukung oleh tiga partai besar Yang tak lain adalah PNI, Masyumi, NU. Namun pemerintahan cabinet Ali Sastramidjojo tak bertahan lama sebab mengalami perpecahan koalis anatara PNI dan Masyumi karena adanya tuntutan daerah yang didukung oleh partai Masyumi untuk menyerahkan mandatnya kepada presiden. Namun selain hal itu terdapat pula perbedaan pendapat yang membuat Partai Masyumi akhirnya memutuskan untuk menarik seluruh mentri dari cabinet pimpinan Ali Sastramidjojo.

Kronologi peristiwa

Pada tahun 1956, tepatnya 24 Maret kabinet Ali Sastramidjojo II dibentuk karena memenangkan suara terbanyak dalam pemilu. Kabinet ini tebentuk oleh adanya hubungan dengan terselenggaranya pemilu pada tahuan 1950-an. Pada teahun terdapat partai yang berkembang pada saat itu, seperti PNI, Masyumi, NU, PKI. Dari pemilu tersebut PNI yang memenangkan suara terbanyak dengan pimpinan Ali Sastramidjojo, karena dirasa pada waktu sebelumnya berhasil dalam kabinetnya ia pun di percayai untuk mebjabat sebagai Perdana Mentri serta memimpin kabinet. Selama Ali Sastramidjojo memimpin terdapat beberapa program kerja, seperti :

1.Pemabatalan KMB

Kabinet Ali Sastramidjojo berupaya menyelesaikan pemmbatalan sluruh perjanjian KMB secara formal maupun informal dengan tindakan-tindakan untuk menampung semua akibat yang akan ditimbulkan program ini.

2.Irian Barat

Terus berjuang untuk mewujudkan kekuasaan yang dimiliki Repunlik Indonesia secara de facto atas Irian Barat dengan kekuatan rakyat serta kekuatan anti nasionalisme. Menjaga keamanan dengan membentuk rpovinsi Irian Barat dari kekaucauan yang dilakuakan oleh para oknum illegal yang melakukan pemberontakan teradap negara. Membentuk kota dengan standar perekonomian, keuangan, perindustrian dan pertanian yang layak serta mencukupi seluruh masyarakat yang berada di Irian Barat.

3.Luar Negeri

Pemulihan kembali keamanan, ketertiban, pembangunan, ekonomi, keungan, industry, perhubungan, pendidikan, serta pertanian untuk menunjang kesejahteraan seluruh masyarakat negara. Selain itu dengan menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif dapat diperuntukkan demi kepentingan rakyat dan menuju pada perdamaian dunia, serta melanjutkan kerjasama dengan negara-negara di lingkup Asia-Afrika dengan melaksanakan keputusan Koferensi Asia Afrika yang sudha terlaksana di Bandung.

4.Dalam Negeri

Melakukan pemulihan keamanan dengan membangun sector ekonomi, keuangan, industry, pertanian, peternakan, perikanan, perhubungan, pendidikan, kebudayaan, perburuhan pegawai serta melakukan pembentukan daerah-daerah otonom dan meningkatkan pertahanan dalam negeri.

4 point di atas merupakan program kerja dari cabinet Ali SastramidjojoII, namun sangat amat disayangkan baru satu tahun cabinet Ali SastramidjojoII berjalan terdapat sebuah permasalahan yang dialami oleh cabinet Ali SastramidjojoII. Penyebab permaslahan tersebut adalah adanya tuntutan pengembalian mandat kepada Presiden Soekarno oleh daerah yang didukung oleh Partai Masyumi, hal ini pun menimbulkan pecahnya koalis antara PNI dan Masyumi. Terdapat beberapa perbedaan pendapat antara PNI dan Masyumi yang meyebabkan adanya dua pandangan berbeda oleh kedua partai tersebut. Hingga Masyumi memutuskan untuk menarik seluruh mentrinya dari cabinet Ali SastramidjojoII.

Akhir Peristiwa

Setelah Masyumi memutuskan untuk menarik seluruh mentrinya dari kabinet Ali SastramidjojoII menimbulkan melemahnya cabinet Ali SastramidjojoII. Cabinet Ali SastramidjojoII menyerahkan mandat tersebut pada 14 maret 1957 dan dengan resmi Kabinet Ali SastramidjojoII dibubarkan melaui keputusan Presiden Nomor 107 tahun 1957 pada tanggal 9 April 1057. Presiden soekarno akhirnya mengesahkan Kabinet Djuanda yang dipimpin oleh Ir. H. Djuanda Kartawijaya, namun KH Idham Chali tetap memegang jabatan Waperdam II Pada cabinet terbaru ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun