Mohon tunggu...
Yosephin Hamonangan Pasaribu
Yosephin Hamonangan Pasaribu Mohon Tunggu... Penulis - A girl who loves to talk to herself🙋‍♀️

Walking, thinking and looking, writing.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Berhentilah Vaping Sebelum Kanker Menyerang

27 Februari 2018   14:17 Diperbarui: 27 Februari 2018   14:25 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
e-Rokok atau biasa dikenal Vape

Sepertinya Anda tidak asing lagi dengan rokok elektrik yang satu ini. Vape semakin disenangi oleh kaum pria karna dianggap tidak terlalu berbahaya. Vape sendiri masuk ke Indonesia di awal tahun 2012 tetapi belum terlalu marak pemasarannya. Bagi Anda pecinta vape, pasti setuju jika saya bilang lebih berbahaya rokok tembakau daripada elektrik. Pasalnya, ketika vaping Anda hanya menghirup uap air dan sedikit zat nikotin. Ternyata anggapan Anda bahwa vape tidak berbahaya sangatlah salah. Seperti yang dilansir dari CNNIndonesia baik vape dan rokok tembakau sama-sama diklaim mengancam kesehatan

Sebuah penelitian dari New York University School of Medicine menyatakan bahwa rokok elektrik bisa merusak DNA, meningkatkan risiko kanker, dan serangan jantung. Penelitian ini mengangkat tikus sebagai bahan percobaan. Tikus yang terkena asap vape mengalami kerusakan DNA yang tinggi di jantung, paru-paru dan kandung saluran kemih. Hasil ini sangat berbeda jauh dengan tikus yang tidak terpapar asap vape. 

Penelitian ini juga dilakukan dengan menguji nikotin pada sel paru dan kandung kemih manusia. Hasilnya adalah sel-sel tersebut mengalami perubahan yang dapat memicu tumor. Para peneliti juga menyatakan bahwa kandungan vape yang diolah tubuh dan dibuang melalui urine tersisa sekitar 10 persen di tubuh. Hal ini tentu dapat memicu pertumbuhan sel kanker dalam diri Anda.

source: lifestyle Kompas
source: lifestyle Kompas
Memang benar bahwa vaping tidak melepas semua racun seperti yang terjadi pada proses pembakaran rokok tembakau. Namun, uap asap rokok elektrik mengandung beberapa zat kimia penyebab kanker. Diantaranya adalah formalin, dietilen glikol atau logam beracun seperti nikel. Semua bahan kimia yang terkandung dalam vape dipastikan bersifat karsinogen atau dapat mengiritasi pernapasan.

Veterans Affairs San Diego Healthcare System melakukan penelitian terhadap kandungan bahan kimia yang ada di vape. Hasil penelitian menunjukkan sel-sel epitel seperti paru-paru kemungkinan besar mengalami nekrosis (cedera sel) dan apoptosis (kematian). Sel-sel yang terpengaruh asap menunjukkan indikasi putusnya rantai double helix DNA. Ketika salah satu atau kedua rantai pecah dan proses penyatuan sel tidak bekerja dengan baik, maka akan mendorong pertumbuhan sel kanker dan tumor di berbagai organ.

Sayangilah jantung dan diri Anda. Mengurangi kebiasaan vaping sedikit demi sedikit dapat memperpanjang umur Anda ke depannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun