Mohon tunggu...
Lyfe Artikel Utama

14 Tahun AADC dan Tren Jeda Panjang Film Dunia

15 April 2016   00:53 Diperbarui: 15 April 2016   02:59 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Poster AADC2 Indonesia | Sumber: 1.bp.blogspot.com/"][/caption]Jeda 14 tahun untuk kembali membuat sekuel atau cerita berikutnya dalam sebuah film merupakan langkah yang sebenarnya cukup berisiko. Sebab, kekuatan cerita pada film sebelumnya dipastikan sudah sangat melekat di benak publik. Apalagi jika itu terjadi terhadap film legendaris sekelas Ada Apa dengan Cinta (AADC). Karya produksi Miles Films ini pertama kali muncul ke publik pada tahun 2002 lalu dan sekuel terbaru akan rilis pada tahun 2016.

Film yang digarap dengan apik oleh sutradara Rudy Soejarwo dan diproduseri oleh Mira Lesmana berhasil menjadi primadona bagi pecinta film kala itu. Karakter Rangga (Nicholas Saputra) yang introvert, penyendiri dan menggilai karya sastra berupa puisi, mampu bersanding dengan karakter Cinta (Dian Sastrowardoyo) yang bisa dibilang sebagai salah satu wanita beken di sekolah Gonzaga, yang juga menjadi sebagian besar latar belakang dalam film ini.

Beberapa scene yang memorable juga tak sedikit ada dalam film AADC. Salah satu contohnya ketika Rangga yang sedang ingin melakukan aktivitas membaca buku sastra saat istirahat jam pelajaran mendapati surat yang dikirimkan oleh Cinta. Usai membaca surat dari Cinta, raut muka Rangga secara tiba-tiba berubah menjadi kesal dengan sorotan mata yang tajam. Dia lalu mendatangi markas geng cinta untuk menanyai surat itu kepada sang pengirim.

"Ada apa?", tanya Cinta. "Maksudnya apa nih? ujar Rangga sembari memperlihatkan surat dari Cinta. "Surat gua dibaca juga? Kirain cuma mau baca bacaan penting aja, karya sastra!," ketus Cinta.

"Kamu ini kenapa sih? Tersinggung gara-gara saya tidak mau diwawancara? Yaudah wawancara sekarang, gausah manja!," tegas Rangga. "Enak aja lu ngatain gw manja. Lu mau diwawancara sekarang? Basi madingnya sudah siap terbit," jawab Cinta dengan tegas yang langsung membuat Rangga pergi.

Ya, percakapan yang sebenarnya cukup simpel itu ternyata menjadi salah satu scene yang paling melekat dan sudah terpatri dibenak publik. Tentu, selain kekuatan cerita, rangkaian scene-scene pada AADC1 diyakini ingin kembali didapati publik saat menonton AADC 2 nanti.

Jika kembali ke permasalahan jeda waktu pembuatan sekuel AADC2 yang mencapai lebih dari satu dasawarsa itu, tentu bukan perkara mudah bagi sutradara Riri Reza dan produser Mira Lesmana untuk mengimbangi atau mengalahkan scene memorable pada film pertama.

Namun, bukan berarti itu menjadi mustahil bagi mereka untuk kembali mengulang kesuksesan seperti pada film pertama.

Sebab, jika kita sama-sama melihat tren yang sedang berada di dunia film, khususnya Hollywood saat ini, pembuatan sekuel terbaru dengan jeda tahun yang panjang memang sedang digandrungi para sineas di dunia. Pada tahun 2015 contohnya, pecinta film di dunia kembali disuguhkan sebuah mahakarya dari frenchise film legendaris, Star Wars. Mengambil judul Star Wars Episode VII - The Force Awakens, film ini berhasil menyita perhatian publik pecinta film di dunia.

[caption caption="Poster Star Wars Episode VII | Sumber: orig03.deviantart.net/"]

[/caption]Ide cerita pada film ini tentu melanjutkan karya besar George Lucas yang meraup sukses dengan original trilogi pada tahun 1977, 1980 dan 1983.

Walaupun pada tahun 1999, 2002, 2005 ada prekuel Star Wars Episode 1-3. Boleh dibilang cerita Star Wars Episode VII merupakan lanjutan dari film pada tahun 1983. Itu berarti sekitar 32 tahun silam cerita kelanjutan dari Star Wars Episode VI - Return of Jedi baru digarap kembali. Meski terlalu lama, toh langkah ini bisa dibilang cerdas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun