Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masalah Sampah dan Lopas Pagi

20 Januari 2025   09:32 Diperbarui: 20 Januari 2025   09:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah Sampah dan Lopas Pagi

Masalah Sampah Kita

Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2022 hasil input dari 202 kabupaten/kota se-Indonesia menyebutkan jumlah timbunan sampah nasional mencapai angka 21.1 juta ton. 

Dari total produksi sampah nasional tersebut, demikian dilansir http://ppid.menlhk.go.id, situs resmi Kementerian LHK, sebanyak 65.71% atau 13.9 juta ton sampah dapat terkelola, sedangkan sisanya 34,29%  atau 7,2 juta ton belum terkelola dengan baik.

Sementara itu, lembaga Sustainable Waste Indonesia (SWI) menyebutkan dari total sampah nasional per tahun, sampah plastik menguasai 5 % atau 3,2 juta ton dari total sampah.

Dari jumlah sampah plastik tersebut, produk air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek menyumbang 226 ribu ton atau 7,06 % dan sebanyak 46 ribu ton atau 20,3 % dari total timbulan sampah produk AMDK bermerek merupakan sampah AMDK kemasan gelas plastik.

Dan pada tahun 2025, Indonesia diprediksi akan menghadapi masalah sampah plastik yang meningkat, yaitu sekitar 800.000 ton. Selain itu, sampah organik juga diprediksi akan dilarang dibuang ke tempat pembuangan sampah (TPA).

Lopas Pagi

Seiring dengan semakin gencarnya promosi tentang kesehatan, semakin banyak orang melakukan jogging atau lopas pagi. Di mana-mana sepanjang jalan jalur hijau, selalu akan kita jumpai orang-orang berjalan kaki.

Namun kita juga menyaksikan bahwa tumpukan sampah selalu ada di mana-mana. Pernah suatu kali penulis menyaksikan sendiri seseorang dari dalam mobil mewahnya membuang kantong kresek berisi sampah di tengah jalan sementara mobil terus melaju. Ada orang yang berteriak protes, tetapi mobil melaju terus tanpa merasa bersalah.

Demikian pun dua orang sejoli pria dan wanita sebaya sedang lopas atau jogging pada pagi hari melewati jalur hijau di hutan jati sepanjang kira-kira empat atau lima kilo meter.

Selama dalam perjalanan itu sambil santai mereka membawa permen dan gelas air minum dalam kemasan. Setelah menikmati permen spontan membuang kulit permen di bawah kakinya. Tidak lama berselang sambil menghirup air minum dalam kemasan, lalu membuangnya di bawah pohon jati. Pada hal itu bukan tempat sampah.

Jadi di sini ada dua aktus yang bertentangan. Aktus yang pertama berupa lopas pagi atau jogging bertujuan untuk mendapatkan kesehatan fisik. Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Men Sana In Corpore Sano.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun