Gedung Sekolah Tidak Menjadi Alasan untuk Mendidik Anak Bangsa
Mengajar sebagai Pelayanan
Setiap hari Senin pagi, Ibu Roswita Sena, bergegas dari rumahnya yang berjarak 15 km menuju sekolah. Ia bersama suaminya mengendarai sepeda motor. Meskipun berbeda sekolah, namun satu jurusan. Mereka selalu berusaha agar tidak terlambat tiba di sekolah.Â
Ibu Rosa, demikian biasa disapa - selalu membayangkan senyum siswa-siswinya menyambut kedatangan ibu gurunya di depan sekolah. Dengan penuh kepolosan anak-anak sudah menanti di depan sekolah. Begitu ibu guru turun dari sepeda motor, mereka langsung menyerbu dan mengucapkan salam sambil mencium tangan ibu gurunya.
Ibu Roswita mengajar kelas I. Bisa dibayangkan betapa sulitnya. Apalagi anak-anak kampung. Mereka masih harus dibimbing untuk belajar bahasa Indonesia. Sebab sehari-hari mereka hanya bisa berbahasa Dawan, bahasa asli setempat. Â
Meskipun demikian, ia tidak menyerah. Sejak bulan Juli tahun 2019, Ibu Rosa sudah ditugaskan untuk mengajar kelas satu. Mula-mula ia merasa kesulitan. Namun lama-lama ia merasa senang juga. Sebab setiap pagi ia harus bertemu dan berhadapan dengan anak-anak yang masih polos. Â Karena itulah ia melihat tugasnya sebagai sebuah pelayanan. Dan berkat pelayanannya itu, pada tahun 2023, ia boleh lolos menjadi Guru PPPK.
"Pelayanan kepada anak-anak yang polos yang dititipkan Tuhan kepada saya sebagai seorang ibu, Karena itu saya mendidik mereka dengan hati, seperti saya mendidik anak-anak saya sendiri," katanya.
Gedung Sekolah yang Masih Darurat
Fasilitas pendidikan yang penting adalah fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan fasilitas yang memadai dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Selain itu, dengan adanya fasilitas pendidikan yang memadai juga dapat membantu siswa mengembangkan potensi serta meningkatkan prestasi belajar mereka.
Salah satu dari fasilitas pendidikan yang sangat dibutuhkan adalah gedung sekolah. Setelah ada gedung sekolah, maka perlu ada lagi kelengkapan-kelengkapan lain untuk menunjang proses belajar mengajar, seperti, Ruang kelas, Perpustakaan, Laboratorium, Fasilitas olahraga, Ruang Seni, Ruang rekreasi, dan Fasilitas ramah difabel lainnya.
Namun jangan kan fasilitas penunjang, fasilitas utama seperti gedung sekolah saja belum semua sekolah di Indonesia memilikinya. Salah satu dari sekian sekolah yang ada di Indonesia yang belum memiliki gedung sekolah yang memadai adalah Sekolah Dasar Negeri Obenaf, di Desa Maurisu Tengah, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, Propinsi Nusa Tenggara Timur.Â
Pendirian gedung darurat SDN Kecil Obenaf ini adalah murni inisiatif para guru, Kepala Desa Maurisu Tengah, dan para orang tua siswa. Inisiator perdana adalah Kepala Desa Maurisu Tengah yaitu Ibu Maria Fatima Sabuin.
Gedung sekolah darurat ini dibangun pertama pada 18 Desember 2022 menggunakan daun gewang (daun tali), sedangkan temboknya terbuat dari pelepah gewang yang oleh masyarakat setempat disebut "bebak."