Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Natal 2024: Kasih dan Damai Natal Bersemi dari Betlehem

9 Januari 2025   06:09 Diperbarui: 9 Januari 2025   06:09 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasih dan Damai Natal Bersemi dari Betlehem (Foto: Komsos Paroki Halilulik)

Refleksi Natal 2024: Kasih dan Damai Natal Bersemi dari Betlehem

Kisah dan cerita Natal masih terasa hangat meskipun kita telah memasuki Tahun Baru 2025. Suasana yang pernah terjadi di kandang hina Betlehem itu 2000 tahun silam selalu relevan untuk dirayakan. Biarpun kue-kue Natal yang disajikan di meja setiap ruang tamu keluarga Kristiani telah habis disantap para tamu yang datang mengucapkan 'Salam Natal dan Tahun Baru." Tetapi semangat Natal terus bergema yaitu Semangat Kasih dan Damai.

Tulisan kecil ini hendak merefleksikan Natal sebagai Peristiwa Kasih dan Damai yang berawal dari Betlehem dan akhirnya memasuki relung-relung hati umat Manusia baik yang merayakannya maupun yang terimbas aromanya. Berharap semoga tulisan kecil ini membantu kita untuk senantiasa terbuka hati pada Kasih dan Damai yang di bawa dari Betlehem itu.

"Marilah Sekarang Kita Pergi ke Betlehem"

Sebuah ajakan kaya makna. Bukan hanya para gembala pada 2000 tahun silam yang harus bergegas untuk pergi ke Betlehem. Ajakan itu kini ditujukan kepada semua orang. Bahkan bukan hanya umat Kristiani yang merayakannya. Namun ajakan itu ditujukan kepada seluruh umat manusia di seantero dunia.

Seperti yang pernah dikemukakan Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia dalam sambutan Natal Bersama Nasional, 27 Desember 1999:

"Mestinya yang merayakan hari Natal bukan hanya umat Kristen, melainkan juga umat Islam dan umat beragama lain, bahkan seluruh umat manusia. Sebab Yesus Kristus atau Isa Al-Masih adalah Juru selamat seluruh umat manusia, bukan juru selamat umat Kristen saja."

Pertama-tama ajakan untuk pergi ke Betlehem, sekarang! Bukan kemarin atau besok. Bukan pula sebentar, tetapi sekarang ini, hic et nunc, kini dan di sini. Setiap saat kita harus pergi ke Betlehem. Karena Betlehem itu kota Kasih, kota Damai, kota Sukacita, dan kota Kebahagiaan!
Pergi ke Betlehem, sebuah ajakan yang tetap relevan bagi semua orang yang berkehendak baik yang memiliki harapan akan masa depan.

Dalam hal ini, Paus Fransiskus, Pemimpin Umat Katolik Dunia dalam kotbahnya pada Misa Malam natal, 24 Desember 2024 di Basilika Santo Petrus Vatikan, mengatakan kisah kelahiran Yesus di Betlehem menanamkan harapan bahwa semua orang dapat memberi dampak yang baik kepada dunia.

"Harapan adalah panggilan untuk tidak menunda, tidak tertahan oleh kebiasaan lama, atau untuk berkubang dalam keadaan biasa-biasa saja atau bermalas-malasan."

Kalau dahulu pada 2000 tahun silam ajakan untuk pergi ke Betlehem kandang yang hina. Kini ajakan untuk pergi ke Betlehem, ke dalam hati kita masing-masing. Karena dari hati yang baik mengalir keluar kasih dan damai kepada semua orang.

Padus Suara OMK Halilulik pada Natal Oikumene, 27/12/2024 (Foto Komsos Paroki Halilulik)
Padus Suara OMK Halilulik pada Natal Oikumene, 27/12/2024 (Foto Komsos Paroki Halilulik)

Ajakan Natal Oikumenis dari Halilulik

Halilulik, sebuah kota kecil di Kabupaten Belu. Ibukota kerajaan Naitimu pada jaman kerajaan dahulu. Pada 27 Desember 2024 lalu di Halilulik terjadi peristiwa besar, peristiwa Perayaan Natal Oikumenis di Gereja Jemaat Getsemani Halilulik.

Antara umat Katolik dan Protestan bersatu merayakan Natal Oikumenis. Mereka dengan semangat kasih dan damai menyanyikan lagu-lagu Natal dan melantunkan doa bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun