Program Makan Bergizi Gratis: Antara Makanan dan Sekolah Bergizi
Pernahkah Anda membayangkan betapa senangnya anak-anak bisa menyantap makanan bergizi yang gratis usai masuk liburan Natal dan Tahun Baru? Tentu yang saya maksudkan adalah anak-anak di kampung yang senin kamis untung-untungan bisa menikmati makan bergizi. Begitu mendengar bahwa hari Senin, 6/1/2025 Kick Off Makan Bergizi Gratis yang menjadi program favorit Prabowo- Gibran, mereka yang selama ini Senin Kamis masuk sekolah, kini hadir dengan sendirinya karena motivasi MBG.
Program MBG dirancang untuk memastikan anak-anak di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang sangat membutuhkan mendapatkan asupan gizi yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran mereka di sekolah.
Merilis setneg.go.id, tujuan dari program Makan Bergizi Gratis ini adalah untuk mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dengan memastikan adanya pemenuhan kebutuhan gizi bagi seluruh masyarakat.  Sebab asupan gizi yang seimbang dan cukup akan menghasilkan generasi yang sehat dan cerdas sehingga tidak mengalami stunting atau penyakit lainnya.
Program Makan Bergizi Gratis ini pada tahap awal akan dilaksanakan pada 190 titik yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Program ini akan dilaksanakan hingga menjangkau semua anak sekolah di seluruh Indonesia.
Tubuh kita sangat membutuhkan makanan yang bergizi. Konsumsi makanan bergizi setiap hari sangat diperlukan untuk memenuhi asupan nutrisi sehari-hari. Ada beragam pilihan makanan bergizi yang sebenarnya mudah ditemukan di sekitar kita dan harganya pun relatif terjangkau.
Di dalam tubuh kita, makanan yang masuk akan mengalami proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Selain menjadi sumber nutrisi dan energi bagi tubuh, rutin mengonsumsi makanan bergizi juga dapat memberikan banyak manfaat, antara lain: meningkatkan kekebalan tubuh, memperkuat otot dan tulang, menurunkan risiko penyakit kronis, melancarkan pencernaan, dan mempertahankan berat badan ideal.
Menurut Data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2023, data per provinsi menunjukkan bahwa terdapat gap yang cukup besar antar wilayah, dengan prevalensi stunting terendah sebesar 7,2% dan tertinggi sebesar 37,9%.Â
Dari 38 provinsi di Indonesia, sebanyak 15 provinsi memiliki prevalensi stunting di bawah angka nasional. Lima provinsi dengan prevalensi stunting terendah yaitu Bali (7.2%), Jambi (13.5%), Riau (13.6%), Lampung (14.9%), dan Kepulauan Riau (16.8%), Sedangkan masih ada 18 provinsi yang angka stuntingnya di atas angka nasional. Tiga provinsi yang memiliki prevalensi stunting paling tinggi di Indonesia adalah: Papua Tengah (38,4%), Nusa Tenggara Timur (37,9%), dan Papua Pegunungan (37,3%).
Mengapa angka stunting menjadi ukuran untuk pemberlakuan pemberian makan bergizi gratis? Karena justru yang menjadi soal di sini adalah makan makanan bergizi . Gizi yang baik merupakan kunci utama untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan produktif.Â