Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Minggu Gaudete: Pengertian dan Maknanya bagi Kehidupan Beriman

15 Desember 2024   13:43 Diperbarui: 15 Desember 2024   13:43 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari Minggu Adven 3 atau Minggu Gaudete. Umat diajak untuk bersukacita di tengah masa penantian, prihatin dan tobat. (istockphoto/cstar55)

Minggu Gaudete: Pengertian dan Maknanya bagi Kehidupan Beriman

Pengantar

Seluruh tahun liturgi Gereja Katolik Roma diakhiri dengan Hari Minggu Kristus Raja Semesta Alam. Perayaan ini menandakan suatu penutup yang mulia. 

Sebelum merayakan Natal, umat Kristen khususnya Katolik mengawali dengan Masa Adven atau penantian.  Masa Adven ini biasanya dimulai pada hari Minggu yang jatuh antara tanggal 27 November dan 3 Desember setiap tahunnya dan berakhir jelang masa perayaan Natal.

Masa Adven ditandai dengan pemasangan 'Lingkaran Adven'. Apa itu Lingkaran Adven? 

Lingkaran Adven adalah sebuah lingkaran yang terbuat dari daun-daun hijau. 

Lingkaran itu sendiri melambangkan Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.

Sedangkan daun-daun hijau melambangkan Kristus yang hidup kembali  dan keabadian jiwa manusia.

Maka lingkaran adven merupakan sarana untuk berdoa dan mempersiapkan diri menyambut Natal bagi umat Kristen.

Ada juga empat lilin yang ditancapkan pada lingkaran adven itu dan dinyalakan selama empat minggu, melambangkan empat minggu Masa Adven. 

Keempat lilin itu, tiganya berwarna ungu dan satu berwarna pink atau merah muda. 

Keempat lilin itu biasanya dinyalakan secara bertahap, mulai dari awal Masa Adven hingga semuanya menyala pada Minggu keempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun