Merajut Kebersamaan dalam Hidup Berparoki
Menarik. Sore hari ini (Kamis, 05/12/2024), penulis diajak oleh pimpinan Kantor melakukan perjalanan ke sebuah paroki yang terletak di antara kota Atambua dan Kefamenanu, ibukota kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Nama paroki tujuan perjalanan kami itu adalah Paroki Pengantara Segala Rahmat Kiupukan.Â
Menurut sejarah, paroki ini berdiri pada tahun 1929 oleh seorang misionaris dari Belanda bernama Jan Smith, SVD.
Catatan sejarah menjelaskan bahwa jauh sebelum tahun 1929, sudah ada kunjungan-kunjungan pastoral dari para misionaris Eropa yang berkarya di wilayah Tubaki, Atapupu, dan Halilulik yaitu sekitar tahun 1916 hingga 1929.
Dalam kunjungan pastoral yang biasa dikenal dengan istilah 'Touney' itu, para pastor Katolik melayani umat berupa pemberian sakramen-sakramen, misa, dan tidak lupa pula pelayanan kesehatan.
Sebab menurut para orang tua-tua di paroki tersebut, para imam misionaris Eropa itu umumnya mereka mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai tabib atau dokter fisik  berupa pengobatan dan pemberian obat, dan dokter jiwa berupa misa dan pelayanan sakramen pengampunan.
Tujuan Perjalanan Kami
Sebenarnya tujuan perjalanan kami dari Atambua ke Kiupakan adalah untuk mengantar seorang imam yang akan bertugas sebagai pastur pembantu di paroki tersebut. Imam itu namanya Yohanes Meak, seorang imam projo Keuskupan Atambua.
Selain itu, kami juga hendak melakukan kunjungan persaudaraan kepada Romo Edmundus Sako yang saat ini sedang bertugas sebagai pastor paroki di sana.Â
Beliau saat ini sedang membangun sebuah gereja yang oleh umat Katolik disebut "Rumah Tuhan" yang kira-kira telah mencapai 85%. Dan menurut rencana, gereja paroki Kiupukan akan ditahbiskan oleh Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Dominikus Saku, pada bulan Agustus 2024.
Jadi tujuan perjalanan itu semata-mata untuk mewujudkan persaudaraan di antara para pelayan pastoral baik yang tertahbis maupun non tertahbis; dan memastikan bahwa sinodalitas sebagaimana yang diharapkan Paus Fransiskus sebagai Pemimpin Gereja Katolik universal itu dapat tercipta di antara para gembala dan umat di paroki Kiupukan.