Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebiasaan Mentraktir Teman Sekantor Makanan pada Saat Resign atau Hari Ulang Tahun Menjadi Pelajaran Berharga

8 November 2024   18:34 Diperbarui: 8 November 2024   20:32 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan Mentraktir Teman Sekantor Makanan pada Saat Resign atau Hari Ulang Tahun Menjadi Pelajaran Berharga

Sekedar Pengantar

Ya. Ini kebiasaan di kantor kami yang tidak seberapa banyak karyawan. Kebiasaan itu berupa mentraktir teman-teman sekantor pada Hari Ulang Tahun yang bersangkutan. 

Namun seiring perkembangan dan kemajuan, mungkin juga termasuk besaran gaji maka kebiasaan itu mulai berkembang dan berubah. Kalau beberapa tahun silam, biasanya teman yang merayakan ulang tahun kelahiran mentraktir teman-teman dengan donat. 

Tetapi sudah beberapa tahun terakhir ini, mulai meningkat. Bukan lagi donat, tetapi bakso atau bahkan nasi bungkus alias nasbung. Kalau Kompasiana bertanya kepada kami apakah setuju dengan kebiasaan yang mulai dianggap wajar ini terjadi setiap ada teman resign dari kantor atau bagi kami teman merayakan ulang tahun?

Ya. Memang kalau ditimbang-timbang si sebenarnya yang harus mentraktir itu adalah teman yang tetap di kantor bukan yang di resign atau yang bukan berulang tahun, karena dia hanya seorang yang harus pergi atau yang berualng tahun. Tapi kenyataannya demikian, sudah menjadi kebiasaan.  

Alasan yang Bersangkutan Sendiri yang Mentraktir Teman-Teman

Sampai saat ini belum ada cara lain yang dipikirkan atau dirancang bersama untuk menggantikan kebiasaan itu. Mungkin karena adanya berbagai pertimbangan, antara lain sebagai berikut:

1.   Yang bersangkutan (Yang Berulang Tahun) Mengungkapkan Rasa Syukur

Sesuai tradisi ketimuran seharusnya orang lebih banyak yaitu yang bukan akan di resign atau yang merayakan ulang tahun yang harus mentraktir seorang yang akan di resign atau yang berulang tahun. Namun ternyata sebaliknya. Bagi yang akan di resign atau yang berulang tahun tidak merasa berkeberatan untuk mentraktir teman-teman karena semata-mata ia mau mengungkapkan rasa syukur atas kebersamaan selama ini pada satu kantor atau syukur karena telah diterima dalam satu komunitas dan boleh merayakan ulang tahun bersama-teman-teman sekantor. Jadi ungkapan syukur itulah yang diwujudnyatakan dalam bentuk donat atau bakso atau nasi bungkus.

2.   Sudah Menjadi Kebiasaan Setempat

Kebiasaan setempat atau kebiasaan di kantor yang sudah dipraktekkan bertahun-tahun. Sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan kadang sulit untuk dirubah. Biasanya membutuhkan waktu dan tokoh berpengaruh untuk bisa merubah kebiasan tersebut. Karena itu kalau sudah menjadi kebiasaan, lakukanlah itu selama masih bisa dipertahankan.

3.   Orang Lain Tidak Mau Berkorban

Soal mau mentraktir biar satu orang saja, tapi kalau yang namanya berulang-ulang, biasanya sulit untuk dilanjutkan terus menerus. Apalagi kalau tidak ada dana tetap atau berupa iuran untuk itu. Orang lain tidak mau berkorban terus menerus pada saat ada anggota yang mau di resign atau yang berulang tahun. Maka di sini dibutuhkan adanya semangat dan kerelaan untuk berkorban bagi orang lain.

Bagaimana Mengusahakan Cara yang Lain

"Di mana ada kemauan di situ ada jalan," demikian pepatah lama mengajarkan. Semua praktek yang telah dilakukan selama bertahun-tahun tentunya tidak langsung jadi seperti itu, tetapi butuh proses. Sebab benarlah bunyi pepatah lama itu. Kalau kita ada kemauan selalu pasti ada jalan untuk itu.

Maka, apakah ada cara lain untuk menggantikan kebiasaan lama itu , di mana orang yang akan di resign atau yang berulang tahun bukan dia sendiri yang mentraktir teman-temannya, tetapi justru seharusnya teman-temannya yang mentraktir sebagai bentuk terima kasih dan perpisahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun