Menurut sebuah laporan penelitian yang dilakukan para Mahasiswa Trisakti Jakarta, faktor penggunaan kendaraan pribadi menempati ranking tertinggi.
"Tingginya jumlah kendaraan pribadi baik kendaraan roda empat maupun kendaraan roda dua, sementara infrastrukturnya tidak sebanding", demikian bunyi laporan tersebut.
Penggunaan mobil pribadi yang mendominasi sangat tidak efisien dengan ukuran body size panjang dan lebar yang sangat tidak sepadan dengan ketersediaan ruang jalan, juga dengan jumlah penumpang yang sering kali kurang dari tiga orang bahkan hanya dikendarai oleh satu orang atau pengemudi saja.
Maka bisa dibayangkan bagaimana terjadinya pemborosan ruas jalan yang sia-sia dengan penggunaan mobil pribadi dengan ukuran besar dan hanya diisi oleh satu orang saja.
Faktor Kapasitas Jalan raya
Kapasitas jalan raya yang tidak sebanding dengan jumlah kendaraan sering menjadi penyebab kemacetan lalu lintas di Jabodetabek. Jalan raya yang tidak bisa lagi menampung semua kendaraan yang ada di jalan raya sehingga kemacetan dengan sendirinya tidak bisa dihindari.
Kurangnya ruas jalan yang tersedia di mana kecepatan menambah ruas jalan sangat lambat yaitu hanya sekitar 0,01 % pertahun. Demikian juga lebar jalan yang tidak maksimal.
Banyaknya persimpangan sebidang yang menggunakan lampu lalu lintas sebagai sarana pengatur lalu lintas yang membuat banyak kendaraan terhenti dalam perjalanan sehingga menyebabkan macet. Ya itulah beberapa faktor penyebab kemacetan akibat kapasitas jalan raya yang terbatas.
Faktor Manusia
Road user baik sebagai pengemudi, penumpang, dan pejalan kaki yang tidak disiplin aturan lalu lintas juga menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan lalu lintas.
Adanya perilaku pengemudi yang tidak patuh terhadap rambu lalu lintas yang diizinkan untuk menaikkan atau menurunkan penumpang pada tempatnya, juga melanggar marka jalan, melawan arus, dan lain-lain semakin menambah kemacetan lalu lintas ibu kota.