Selama ini yang menjadi buah bibir persoalan macet menuju Puncak Bogor adalah banyaknya kendaraan bermotor yang pergi dan datang dari Jakarta ke Puncak dan sebaliknya.
Setiap kali ada liburan panjang seperti Long Weekend atau libur karena hari raya Lebaran atau Natal dan Tahun Baru, sudah pasti terjadi macet pada lokasi-lokasi tertentu yang sudah dapat diprediksi karena berbagai alasan.
Namun dalam artikel ini penulis hendak mengupas mengenai persoalan macet yang bukan hanya terjadi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di pulau Jawa, tetapi juga di daerah-daerah di luar Jawa. Tentu saja masing-masingnya punya persoalan dan alasan mengapa terjadi kemacetan lalu lintas di jalan raya.
Pada bagian pertama penulis mengurai persoalan kemacetan di ibukota Jakarta; pada bagian kedua kemacetan yang terjadi di Jalur Atambua- Betun; dan pada bagian ketiga mencari solusi terhadap kedua persoalan kemacetan tersebut.
Pertama, Persoalan Macet di Jakarta dan kota-kota lain sekitarnya
Jakarta sebagai kota bisnis terbesar di Indonesia memang sangat terkenal dengan macet. Kalau tidak macet itu bukan lagi Jakarta. Menurut catatan Kompas.id, bertambahnya jumlah penduduk dan kepemilikan kendaraan menyebabkan tingginya tingkat kepadatan lalu lintas di kawasan Jabodetabek, khususnya Jakarta.
Adanya mobilitas penduduk yang sangat tinggi menyebabkan kemacetan lalu lintas yang dirasakan kian tahun kian bertambah parah. Dari waktu ke waktu persoalan macet, ruwet, dan semrawut lalu lintas ibukota selalu menjadi identitas kesehariannya. Dan rupanya sudah menjadi rutinitas bagi warga Jakarta. Maka bagi orang Jakarta berbicara tentang macet itu persoalan biasa.
Menurut beberapa data pada tahun 2023 yang ditampilkan oleh TomTom Traffic Index mengenai kemacetan di Jakarta dikatakan bahwa pada tahun 2023, Jakarta menempati peringkat ke-30 sebagai kota termacet di dunia.
Pada umumnya waktu termacet di Jakarta terjadi pada hari Jumat pukul 18.00 - 19.00 WIB. Hal itu karena pada waktu tersebut orang-orang mulai bergerak ke luar kota memulai weekend sehingga kemacetan kendaraan di Jakarta pada jam sibuk itu mencapai 22 km/jam. Index kemacetan di Jakarta mencapai 53 persen.
Dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa sebenarnya ada beberapa faktor yang menyebabkan kemacetan di Jakarta, antara lain:
Faktor Makin bertambahnya jumlah dan pemakai kendaraan pribadi