Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Spot Ruang Terbuka Hijau Halilulik Diresmikan Bupati Belu

14 September 2024   21:47 Diperbarui: 14 September 2024   21:49 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Spot Ruang Terbuka Hijau Halilulik diresmikan/Timor Daily News

"Pemerintah Kabupaten Belu  selama tiga tahun terakhir ini menghadirkan beberapa spot atau ruang terbuka hijau di titik-titik tertentu di wilayah ini seperti Spot Simpang Lima, Spot Kilometer Nol Atambua, RTH Batas Kota Nenuk, Spot Tugu Simpang Halilulik, dan terbaru RTH Halilulik. Semua ini dengan maksud untuk semakin memperindah wajah kota Atambua dan sekitarnya sebagai salah satu kota perbatasan di Indonesia; sebagai paru-paru kota yang dapat memberikan suasana sejuk, menurunkan suhu dan menyerap CO2; menjadi lokasi rekreasi yang menyenangkan bagi masyarakat; memberikan pemandangan hijau dan menarik sehingga menjadi tempat untuk menimbah inspirasi ketika merasa sumpek di rumah atau di dalam ruangan; dan sekaligus memenuhi fungsi pendidikan dan ekonomis, bisa menjadi tempat belajar di ruang terbuka, dan tempat menjual berbagai olahan dan kuliner yang menambah penghasilan rumah tangga."

Hal tersebut diungkapkan Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, Sp. PD-KGEH, FINASIM pada acara Pengresmian Spot Ruang Terbuka Hijau Halilulik di Desa Naitimu, Kecamatan Tasifeto Barat, Kamis, 12 September 2024.

Dokter Agustinus Taolin mengisahkan di depan para Forkompinda Plus, undangan dan masyarakat yang hadir keberadaan tempat yang kini telah menjadi Spot Ruang Terbuka Hijau yang bagus merupakan salah satu tempat rekreasi mereka dulu ketika masih kecil.

Kata dokter Agus:

 "Tempat ini merupakan tempat kami bermain ketika masih anak-anak dulu. Tempat ini termasuk kumuh dan tidak terurus dengan baik. Maka atas inisiatif Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Belu, dalam hal ini, Bunda Frenny Sumantri Taolin, menempatkan spot ini di sini selain untuk memperindah tempat kelahiran Bupati Belu, tetapi terutama untuk memberi nuansa keindahan, dan sentuhan pembangunan bagi Halilulik yang merupakan sebuah kota kecil dengan beberapa keunikan."

Turut hadir dalam acara peresmian ini Dandim 1605/Belu; Kapolres Belu; Danyonif 744/SYB; Kajari Belu; dua Anggota DPR Kabupaten Belu terlantik dari Dapil IV yakni Romualdus Ronald Dalung dan Ricky Lopez, Camat Tasifeto Barat, para Kepala Desa, serta masyarakat kecamatan Tasifeto Barat, khususnya Desa Naitimu dan sekitarnya.

Asal Usul Nama Halilulik

Halilulik merupakan kata majemuk dalam bahasa Tetun yang terdiri dari dua kata: "Hali" dan "Lulik". Hali artinya Pohon Beringin. Lulik artinya Keramat, suci atau kudus. Jadi Halilulik berarti Pohon Beringin yang keramat atau Beringin Suci.

"Kota kecil ini diberi nama Halilulik karena dulu di ujung kampung ini ada satu pohon beringin yang besar dan rindang.  Yang menurut para orang tua menjadi tempat bertenggernya banyak hantu, dan karena itu diberi nama Halilulik," demikian dokter Agustinus Taolin menjelaskan.

Konon nama Halilulik itu sendiri diberikan oleh seorang Misionaris Belanda. Sedangkan nama asli tempat ini yang sebenarnya adalah Welaka.

Alasan Pembangunan RTH Halilulik

Sudah sejak lama masyarakat Kecamatan Tasifeto Barat khususnya Desa Naitimu, kota kecil Halilulik mengimpikan adanya sebuah spot atau ruang terbuka hijau yang tertata baik dan rapi seperti ini untuk memberi nuansa lain terhadap Halilulik sebagai pusat kerajaan Naitimu.

Perlu diketahui bahwa kota kecil Halilulik ini sudah terkenal sejak zaman Belanda sebagai pusat Gereja Katolik Atambua, pusat pendidikan, dan pusat kerajaan Naitimu.

Dikatakan pusat Gereja Katolik Atambua karena sebelum Atambua sebagai pusat Keuskupan justru Halilulik telah lebih dahulu menjadi tempat tinggal Uskup Atambua, dalam hal ini mulai dari Prefektur Apostolik Sunda Kecil, Mgr. Petrus Noyen, SVD hingga Vikaris Apostolik Timor, Mgr. Jacobus Pessers, SVD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun