Missio Inter Gentes (mission among nations or peoples) berarti menerima masyarakat pluralistik dalam suatu paradigma non -confrontasional dengan Injil.
Menurut para Teolog modern, Missio Inter Gentes, memahami bangsa atau manusia dewasa ini dan menghendaki adanya kolaborasi yang akan membawa forma-forma baru bagi communio.
Karena itu Missio Inter Gentes mencari untuk membangun jembatan yang bisa menuntun orang kepada terbentuknya sebuah komunitas baru antara Kristen dan non-Kristen sebagai salah satu aspek dari kegiatan misioner itu.
Namun itu tidak berarti bahwa missio Inter Gentes itu akan berjalan mulus. Ada kewajiban-kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang misionaris.
Dalam hal ini, Paus Yohanes Paulus II pernah menegaskan dalam Redemptoris Missio, adanya kewajiban misioner kaum awam khususnya para Guru (Agama) menurut Inter Gentes adalah missio intra gentes yaitu perjalanan misioner menuju diri sendiri yang tanpa akhir.
Untuk itu, sang misionaris atau pelaku misi mesti menginjili terlebih dahulu dirinya sendiri atau dengan kata lain membaharui hidupnya terlebih dahulu alias bertobat, sebelum ia akhirnya menginjili orang lain.
Sebab itu menurut Santo Yohanes Paulus II, "semakin banyak orang berjiwakan Injil, maka semakin banyak hal yang akan dipersembahkan kepada Tuhan" (Evangelii Nuntiandi, 70).
Dengan perkataan lain, upaya pertama mewartakan Injil ialah kesaksian hidup yang otentik kristiani.
Implikasi Misi
Apabila seseorang yang merasa dirinya terpanggil untuk menjadi misionaris atau utusan Tuhan ke dalam dunia entah sebagai misionaris Ad Gentes atau Intra Gentes, hendaknya memperhatikan beberapa implikasi prakris misi berikut:
1. Â Sumbangan tenaga untuk karya misioner Gereja