Pendidikan Karakter bagi siswa dan segenap civitas sekolah dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan. Salah satu di antaranya adalah dengan membuka Kantin Kejujuran.
Pengantar
Menurut John W. Santrock, pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberikan pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya mencegah perilaku yang dilarang.
Tujuan yang utama dari pendidikan karakter adalah untuk membangun sumber daya manusia yang tangguh dengan masyarakatnya yang berakhlak mulia, bermoral, bertoleransi, dan bergotong-royong.
Guna mencapai tujuan tersebut maka di dalam diri peserta didik harus ditanamkan nilai-nilai pembentukan karakter yang bersumber pada Agama, Pancasila, dan Budaya. Karena itu Character education sebaiknya sudah dilakukan sejak anak usia dini, yaitu sejak masa kanak-kanak.Â
Pendidikan ini sebenarnya pertama-tama adalah tanggung jawab orang tua di lingkungan keluarga. Dan selanjutnya di sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan berbagai media belajar yang ada dalam masyarakat.
Ada banyak jalan ke Roma, ada pula banyak jalan untuk mencapai tujuan. Salah satu jalan untuk menanamkan dan menciptakan character education bagi peserta didik dan seluruh civitas sekolah adalah dengan mengembangkan apa yang dinamakan dengan "Kantin Kejujuran" di sekolah.
Untuk itu dalam tulisan ini, penulis akan menguraikan tentang praktik Kantin Kejujuran yang dikembangkan di SMA Negeri Taekas, Kabupaten Timor Tengah Utara.
Kantin Kejujuran: Apa dan Mengapa
Kantin Kejujuran terdiri dari dua kata yaitu 'Kantin' dan 'Kejujuran'. Kata Kantin menurut KBBI adalah ruang tempat menjual minuman dan makanan di sekolah, di kantor, di asrama, dan sebagainya.
Sedangkan kata 'Kejujuran' berasal dari kata dasar 'jujur' dan mendapatkan imbuhan awalan ke- dan akhiran --an sehingga menjadi kata 'kejujuran'.