Dalam kisah si Perempuan Samaria yang berjumpa dengan Yesus Kristus di tepi sumur Yakob, hal itu terjadi demi mendapatkan air untuk kehidupan. Dan Yesus menawarkan air kehidupan yang dibawa-Nya dari surga untuk kehidupan yang kekal.
Benjamin Franklin berkata: "Ketika sumur mengering, kita tahu betapa berharganya air".
Air: Sumber Kesegaran
Air adalah sumber kesegaran. Air dapat memberikan kesegaran dan melepaskan dahaga kita. Bahkan air yang tenang dapat memberikan kedamaian dan ketenangan bathin kepada manusia.
Dalam kisah Abraham dan Lazarus si miskin dalam Alkitab, si kaya yang anonim itu ketika mati, ia dimasukkan dalam api (neraka). Dalam kepanasan itu, ia meminta kepada bapak Abraham agar Lazarus si miskin yang berada dipangkuannya, bisa memberikan setetes air untuk menyejukkan lidahnya yang kepanasan karena api yang membakarnya.
Di tengah-tengah panas yang terik, air sungguh menjadi penyegar. Semua makhluk hidup termasuk manusia membutuhkan air setiap harinya untuk itu. Karena itulah maka air menjadi satu di antara komposisi yang penting di dalam tubuh manusia.Â
Lao Tzu berkata: "Tidak ada yang lebih lembut atau lebih fleksible daripada air, namun tidak ada yang bisa menolaknya".
Air: Sumber Kebersihan
Tanpa air, semuanya menjadi kotor. Betul.
Coba bayangkan, bila di rumah tidak ada air. Rasanya sumpek. Rumah tak bersih. Karena itu banyak ibu-ibu mengeluh bila tak ada air. Dengan apa ia mau mencuci, ngepel, menyiram, menyemprot, dan lain-lain.
Dengan air semua menjadi bersih. Seperti yang dikatakan WH Auden: "Ribuan orang telah hidup tanpa cinta, tetapi tidak seorang pun hidup tanpa air".
***
Dari catatan-catatan kecil dan sederhana mengenai pentingnya air untuk kehidupan, sebagaimana disampaikan di atas, akhirnya mengajak kita untuk menjawab  sebuah pertanyaan penuntun kompasiana: apa yang perlu dijaga dan dilestarikan dari mata air agar bisa dinikmati anak-cucu nanti?