Kabar buruk semakin menyelimuti dunia tempat kita hidup saat ini.  Konon kondisi  bumi kita semakin hari semakin mengkhawatirkan. Planet kita semakin sarat dan berat muatannya. Mulai dari banyaknya sampah yang berserakan dan mencemari lautan. Pola cuaca yang berubah-ubah, hingga level air laut yang semakin naik dan dapat menyebabkan bencana banjir di antero dunia.Â
Kerusakan ekosistem yang terjadi juga mengancam kesehatan umat manusia dengan berkurangnya sumber makanan, air, dan bahkan pasokan oksigen. Kerusakan ini diakibatkan oleh dua faktor yaitu faktor alam dan faktor manusia sendiri.
Isu global ini telah menjadi diskusi publik pada setiap kesempatan yang melibatkan semua elemen masyarakat dunia, mulai dari para elit pemimpin dunia, hingga masyarakat dan kaum sederhana.
Tidak ketinggalan umat beragama dari berbagai lapisan mulai dari hierarki yang tertinggi hingga umat akar rumput membangun diskusi dan kesadaran bersama untuk selamatkan bumi kita dari keterpurukan akibat ulah manusia sendiri.
Untuk itulah pada hari Sabtu, 16 Maret 2024, sekelompok besar umat Katolik Paroki Santo Petrus dan Paulus Lurasik, Kecamatan Biboki Utara, Keuskupan Atambua, menggelar rekoleksi prapaskah bersama membahas tema "Mengembangkan Ekonomi Ekologis Menurut Pandangan Paus Fransiskus".
Rekoleksi prapaskah sehari ini dipandu oleh Pastor Paroki, RD. Urbanus Hala, dengan 2 orang narasumber yakni Vikaris Generalis Keuskupan Atambua, RP. Vincentius Wun, SVD dan Sekretaris Umum Pusat Pastoral Keuskupan Atambua, Yosef M.L. Hello, S.Pd.M.Hum.
Rekoleksi ini dibagi dalam dua sesi yakni pemaparan materi rekoleksi oleh kedua pembicara, dan diskusi bersama atau sesi tanya jawab yang dipandu langsung oleh Pastor Paroki.Â
Materi yang dibawakan kedua narasumber adalah "Ekonomi Ekologis Menurut Paus Fransiskus" dan "Tobat Ekologis untuk Selamatkan Bumi".
Ekonomi Ekologis Menurut Visi Paus Fransiskus
Sejak tahun 2015, seluruh umat manusia sudah diingatkan oleh Paus Fransiskus melalui ensiklik "Laudato Si" (18 Juni 2015) yang membicarakan tentang 'Ibu Bumi sebagai rumah kita bersama'.
Di dalam ensiklik ini, Paus Fransiskus mengkritik konsumerisme dan pembangunan yang tak terkendali.Â