Kompasiana selalu mengangkat topik-topik pilihan yang menarik. Selepas satu muncul yang lain lagi. Tak pernah habis-habisnya membedah masalah. Sebab selama manusia masih menginjakkan kakinya di bumi ini, masalah dan persoalan tak kan pernah ada habis-habisnya.
Ya, soal rendahnya lulusan S2 dan S3 di negara Indonesia tercinta yang hanya 0,45%, dibandingkan dengan negara-negara tetangga khususnya di Malaysia dan Vietnam malah mencapai 2,43%.
Hal inilah yang membuat Jokowi, Presiden kita kaget. Tentu saja kekagetan Orang Nomor Satu RI ini sangat beralasan karena jumlah penduduk Indonesia yang jauh lebih banyak dari kedua negara tetangga ini.
Kekagetan Presiden itu juga beralasan karena bertepatan dengan acara yang dihadirinya adalah acara Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan Forum Rektor Indonesia (FRI) yang berlangsung di Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin, 15/1-2024.
Kalau kita merujuk pada berbagai sumber, di sana kita menemukan bahwa di beberapa negara maju di dunia, lulusan S2-S3 sudah mencapai angka jauh lebih tinggi dibandingkan Malaysia dan Vietnam, apalagi dengan Indonesia.
"Wah-wah-wah", kata teman-temanku dari Papua.
Jangankan S2 S3, S1 saja sulitnya bukan main. Kalau kita berani jujur dengan data-data kita, hanya 6% warga negara Indonesia yang berpendidikan tinggi. Itulah data kita Juni 2022.
Menurut https://databoks.katadata.co.id/datapublish, proporsi penduduk Indonesia menurut jenjang pendidikan (Juni 2022) adalah SLTA 20,89%; D1-D2-D3 1,69%; S1 4,39%; S2 0,31%, dan S3 0,02%.
Itu toh baru mencapai 27,3%. Sementara 72 % lebih masih berpendidikan SLTP bahkan SD.
Nah, seberapa beruntungkah segelintir kecil yang berpendidikan S2-S3 yang hanya 0,32-0,45% itu?