Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu Jadi Destinasi Wisata Pertanian

12 Januari 2024   22:35 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:48 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Pare Ular di Taman Hortikultura Oeneke (Dokpri.Pengelola)

Dalam masyarakat Timor  berbahasa Dawan atau Uab Meto memiliki sebuah kearifan lokal sehubungan dengan kehidupan dunia pertanian, yang berbunyi, "Tmeop On Ate, Tah On Usif" yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira bunyinya demikian, "Kerja seperti Hamba, Makan seperti Raja". 

Kearifan lokal atau peribahasa Dawan ini memiliki makna yang sangat dalam dan bernilai positif yakni: "Kebahagiaan itu tidak jatuh dari langit, tetapi membutuhkan perjuangan dan kerja keras".  Supaya makan enak, orang mesti rajin bekerja. 

Kalimat yang berupa kearifan lokal ini biasanya diungkapkan oleh orang tua berupa nasehat kepada anak-anak, ketika mengajak anak-anak (terutama anak laki-laki) pergi ke kebun atau pada saat berkebun. Dengan maksud supaya kelak anak-anak mencintai kerja tangan, khususnya dunia pertanian. 

Pandangan masyarakat Dawan ini sangat selaras dan sejalan dengan pandangan teologis yang berbunyi "Raba Tanah artinya Raba Tuhan". Dasar pertimbangannya adalah Tuhan sendiri yang menciptakan tanah dan menghadiahkan tanah itu kepada manusia untuk diolah. Kalau manusia mengolah tanah yang adalah ciptaan Tuhan itu dengan baik, berarti manusia melaksanakan amanat Tuhan sendiri.  Maka manusia yang memperlakukan tanah dengan baik (Raba Tanah) berarti dengan sendirinya manusia me-Raba Tuhan.

Konsekuensinya adalah kotor. Dalam pandangan pertanian tradisional di Timor, bekerja berarti tangan harus kotor. Karena tanah itu kotor maka menghasilkan buah berlimpah untuk kehidupan manusia itu sendiri.

Latihan membuat Pupuk Organik di Taman Hortikultura Oeneke (Dokpri. Pengelola)
Latihan membuat Pupuk Organik di Taman Hortikultura Oeneke (Dokpri. Pengelola)

Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu

Berangkat dari kearifan lokal di atas, maka Taman Hortikultura Oeneke Fafinesu itu ada. Taman Holtikultura  adalah kebun pertanian yang meliputi atau terdiri dari tanaman buah-buahan, sayur-sayuran dan aneka tanaman hias lainnya. Taman Hortikultura ini dirintis dan dikembangkan oleh Keluarga Yosef Akoit, seorang pensiunan ASN Kementerian Agama Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). 

Tujuannya adalah untuk menyediakan kebutuhan masyarakat akan sayur-sayuran dan buah-buahan sehat dan segar; dan untuk menjadi tempat pembelajaran pertanian bagi kaum muda untuk mencintai dunia pertanian. Jadi yang menjadi misi utama adanya Taman Hortikultura Oeneke ini adalah agar menjadi contoh bagi para kaum milenial bahwa menjadi petani juga bisa hidup, asal mempraktekkan pertanian yang profesional.

Mengapa diberi nama Taman Hortikultura Oeneke?

Kata 'hortikultura' berasal dari bahasa Latin yaitu 'hortus' dan 'colere'. Hortus artinya taman, kebun,  dan colere berarti untuk menumbuhkan atau budidaya. Jadi hortikultura berarti istilah yang digunakan untuk menunjukkan sistem produksi yang melayani kebutuhan hidup sehari-hari akan segala macam komoditas segar dari buah-buahan, sayur-sayuran dan tanaman hias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun