Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Gua Santa Maria Siti Bitauni, Historisitas dan Devosionalianya

10 Oktober 2023   22:02 Diperbarui: 10 Oktober 2023   22:03 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kiriman Rm. Yonas Nahak, Pastor Paroki Leon As-Malaka.

Devosi kepada Bunda Maria adalah devosi yang secara esensial berbeda dengan penyembahan yang hanya pantas diberikan kepada Allah. Devosi khusus kepada Bunda Maria ini terdapat dalam pesta-pesta liturgi untuk Bunda Allah ini dan dalam doa-doa untuk menghormati Maria seperti doa Rosario suci yang merupakan ringkasan seluruh Injil (Kompendium Katekismus Gereja Katolik, No. 198)

Pengantar

Bagi umat Kristen Katolik, bulan Oktober dikhususkan untuk menghormati Maria, Ibu Yesus yang disebut Santa atau kudus karena peranannya yang besar dalam karya keselamatan umat manusia. 

Penghormatan atau devosi kepada Bunda Maria dapat dilakukan dengan berdoa rosario suci dan atau melakukan ziarah ke Gua Santa Maria yang telah diberkati dan dikhususkan Gereja untuk menghormati Santa Maria. Maka berdoa rosario bagi umat Katolik tidak dapat dipisahkan dari ziarah ke tempat suci yaitu Gua Santa Maria. 

Ada banyak tempat ziarah Maria di dunia yang dapat disebutkan seperti Gua Maria Lourdes di Perancis, Gua Maria Fatima di Portugal, Gua Maria Notre Dame La Salette di Perancis. 

Sementara di Indonesia dikenal adanya tempat-tempat ziarah Katolik seperti dilansir dari CNN Indonesia, 24/12-2012, ada Gua Maria Lembah Karmel di Cikanyere, Cipanas, Puncak; Gua Maria Lourdes di Gereja Katedral Jakarta; Gua Maria Kaliori di Purwokerto; Gua Maria Kerep di Ambarawa; Gua Maria Sendang Sriningsih di Prambanan. 

Selain itu ada Gua Maria yang sudah lama dikenal umat sebagai tempat ziarah seperti Gua Maria Sendang Sono di Kulon Progo, Yogyakarta; Gua Maria Giri Wening di Yogyakarta; dan Gua Maria Puhsarang di Kediri, Jawa Timur, dan masih banyak lagi.

Keunikan dari tempat-tempat ziarah Marial ini adalah setelah orang mengunjungi gua Maria tersebut dan berdoa dengan khusuk dan menyampaikan ujud atau intensinya, lalu doanya dikabulkan Tuhan. Misalnya yang sakit mengalami kesembuhan, dan lain-lain.

Foto malaikat dipelataran gua (kiriman Pastor Paroki Tublopo)
Foto malaikat dipelataran gua (kiriman Pastor Paroki Tublopo)

Gua Santa Maria Siti Bitauni

Lokasinya

Gua Santa Maria Siti Bitauni terletak di Kelurahan Bitauni, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Gua Santa Maria Bitauni adalah sebuah gua alam yang terletak di bebukitan Bitauni yang persis berada di  poros jalan utama trans Timor. Jaraknya dari  Kefamenanu, ibu kota Kabupaten Timor Tengah Utara sekira 28 km. Sedangkan jaraknya dari Atambua, pusat Keuskupan sekira 60 km.

Gua batu alam yang di dalamnya terdapat ruangan-ruangan itu dulunya adalah sebuah benteng batu yang digunakan sebagai lokasi persembunyian dari suku-suku tertentu di Insana pada saat masih terjadi perang antar suku.

Sejarahnya

Menurut sejarah yang ditulis oleh Pastor Andreas Tefa Sau, SVD, seorang Dosen di STF Ledalero, Flores bahwa pada bulan Nopember dan Desember tahun 1913 ada dua orang misionaris Belanda yaitu Pater Petrus Noyen SVD dan Pater Arnold Verstralen SVD, melakukan kunjungan pastoral ke daerah Belu dan Timor Tengah Utara. 

Dikisahkan bahwa perjalanan pastoral itu membawa keuntungan besar karena kedua misionaris tersebut menemukan adanya sebuah gua alam yang kemudian diberi nama Gua Bitauni. 

Benar bahwa gua tersebut sudah lama menjadi tempat persembunyian orang-orang Katolik yang ditindas pada saat itu melarikan diri dan berlindung atau bersembunyi di dalam gua tersebut.

Nama Bitauni selain didasarkan pada nama bebukitan batu itu,  tetapi juga berasal dari dua kata bahasa Dawan (Atoni) yaitu "Bi" atau "Nbi" yang artinya "di sini", dan "nataunon" yang berarti 'bertahan'. Maka setelah mengalami perubahan atau variasi kata menjadi "Bitauni" yang berarti "Bertahan di sini" atau "Benteng pertahanan".

Konon benteng itu adalah milik para leluhur dari suku Aplasi yang merupakan suku tertua orang Insana di Timor. Pada waktu ditemukan oleh kedua misionaris Belanda itu, gua Bitauni masih menjadi tempat pemujaan berhala. Karena itu sebelum meninggalkan Bitauni kedua pastor misionaris itu  menitipkan sebuah arca Bunda Maria yang terbuat dari kayu. Namun kemudian, arca dari kayu itu hilang. 

Pada tahun 1920, Pastor Yan Smit, SVD  datang mengunjungi tempat ini dan pada tahun 1936 sebelum beliau berpindah ke wilayah Belu,ia menempatkan sebuah arca Bunda Maria di dalam gua Bitauni. Dan patung itulah yang tetap tersimpan dan terpelihara hingga saat ini.

Nama Maria Siti Bitauni

Dikisahkan bahwa pada tahun 1970 hingga 1977 terjadi pemugaran secara besar-besaran atas seluruh pelataran Gua Bitauni. Dan pada saat itulah Pater Petrus Verhaeren SVD menambahkan kata "Siti" pada Gua Santa Maria Bitauni sehingga menjadi "Gua Santa Maria Siti Bitauni".

Pemberian nama "Siti" bernuansa moderasi beragama., karena saat ini penduduk di sekitar pelataran Gua Santa Maria Bitauni itu sebagian besar beragama Islam. Karena itu dengan pemberian nama "Gua Maria Siti Bitauni" hendak mengatakan bahwa gua Maria tersebut bukan hanya milik umat Katolik tetapi juga tempat ziarah bagi umat beragama lainnya, khususnya umat Islam di sekitar Bitauni.

Tempat ziarah dan keunikannya

Sejak dipugar pada tahun 1970-1977, setiap tahun selalu digelar ziarah tahunan dan perayaan bersama Bulan Liturgi Nasional tingkat Dekenat Kefamenanu.

Banyak umat dan peziarah yang mengisahkan bahwa keunikan dan kesakralan Gua Santa Maria Siti Bitauni menyebabkan setiap peziarah khusuk berdoa sehingga banyak dari mereka mengalami bahwa doa-doanya dikabulkan.

Dan yang menarik dari ziarah di dalam gua alam Siti Bitauni ini bahwa anda akan melihat banyak sekali kelelawar yang sedang bergantungan di langit-langit gua yang tentu saja akan menambah kekhusukan anda dalam berdoa.

Selain itu suasana tenang dan sejuk dalam gua batu alam "Siti Bitauni" itu menjadikan anda semakin betah dan berlama-lama berdoa sehingga semakin menjadikan hatimu tenang teduh.

Saat ini di depan pelataran Gua Santa Maria Siti Bitauni telah dibangun tempat-tempat perhentian atau jalan salib dan patung malaikat yang semakin menambah semarak religius. 

Selain itu sebuah Gereja megah telah berdiri kokoh dengan nama Gereja Siti Bitauni. Selamat datang dan selamat berziarah di Gua Santa Maria Siti Bitauni, Timor. 

"Per Maria ad Jesum" = Melalui Maria, pergi kepada Yesus.

Atambua, 10.10.2023


Referensi:

1.  https://betantt.com/gua-maria-siti-bitauni-kipukan-kefamenanu-ntt

2. Puspas Keuskupan Atambua, ziarah Pastoral Keuskupan Atambua dari masa ke masa

3. https://www.sesawi.net/gua-maria-bitauni-timor-barat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun