Sebuah Mimpi
Pagi ini saya bangun agak kesiangan. Tidak seperti biasanya pukul 04.30. Pagi ini agak telat hampir sejam. Saya bangun pada pukul.05.45. Namun rupanya cukup beralasan. Saya bermimpi ketemu Mas Ganjar pada sebuah jalan menanjak. Tak tahu betul di mana jalan itu, namun yang pasti yang kutemui itu telak yaitu Ganjar Pranowo, Bacapres RI pada Pilpres 2024.
Dalam pertemuan pada mimpi itu, Pak Ganjar memang sendirian. Beliau nampak masih kebingungan untuk memilih siapa yang pasti menemaninya diperhelatan Pilpres 2024 ini.
Tampak dalam mimpi malam itu, beberapa tokoh menawarkan diri menjadi Bacawapres. Ada yang mengusung jargon tertentu. Tetapi rupanya pak Ganjar juga belum bisa memilih apalagi menentukan. Soalnya beliau bukan Ketum Partai. Itulah rupanya persoalan utamanya.
Sementara itu, kemarin sebelum mimpi itu, saya sudah sempat mendengar isu-isu seperti "Petugas Partai", "Boneka Partai" dan lain-lain yang selalu dilekatkan pada tokoh yang satu ini, hampir sama dengan Presiden kita sekarang ini, Bapak Joko Widodo.
Sampai saat ini toh nama Bacawapres atau paket pilihan belum ditetapkan. Dalam mimpiku itu, sempat bertanya kepada pak Ganjar, "Siapa sih yang bapak pilih sebagai Cawapresnya?"
Bapak Ganjar cuma tersenyum simpul, tandanya beliau masih tak pasti karena mesti menunggu perintah dari pemilik partai, dalam hal ini Partai PDI-Perjuangan.
"Ya, itulah bila tokoh yang produktif namun tak punya partai, jadinya seperti gini", kata seorang yang nampak samar-samar dalam mimpi itu.
Namanya juga mimpi belum tentu jadi kenyataan. Tapi juga harus diwaspadai karena mimpi bukan hanya sekedar bunga tidur.
***