Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ada Hikmah di Balik Peristiwa Sakit Seseorang

20 Juli 2023   20:35 Diperbarui: 20 Juli 2023   20:58 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hikmah di balik sakit seseorang (Mitra Keluarga)

"Terkadang Tuhan menggunakan rasa sakit untuk mengingatkan, mengoreksi, mengarahkan, dan menyempurnakan hidup kita" (Bola.com)

Judul tulisan ini bukanlah milik saya. Judul ini merupakan hasil rangkuman dari diskusi bersama dalam suatu grup WhatsApp keluarga. Diskusi itu memang sehubungan dengan salah seorang anggota keluarga yang sakit, dan divonis sakit jantung coroner sehingga harus dipasang ring pada jantungnya.

Namun karena RSUD tidak mempunyai fasilitas untuk itu, maka Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RSUD Mgr. Gabriel Manek Atambua menganjurkan agar dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Sangla di Denpasar Bali.

Setelah menjalani pengobatan di RSUP Prof. dr, I.G.N.G. Ngoerah itu dan dipasang ring pada jantungnya, ternyata pada beberapa hari terakhir ini nampak mengalami perubahan yang sangat signifikan.

Saat menyaksikan foto si sakit yang kini sudah sembuh itu, banyak komentar di antara bersaudara mengenai si sakit, sebagai berikut: 

"Puji syukur bapa bot su sembuh dri sakitx..."; 

"Terima kasih utk dukungan doa semua keluarga besar Dalung. Tuhan memberkati kita semua";

"Awii saya pikir ini turis dari mancanegara. Soalnya tanta Sinta pung topi menggoda na...hhh. Syukur om Empy sdh sehat";

"Puji Tuhan, jj di mana sayang...."

"Di pantai Kuta mak Ela..."

"Senang eh. Akhirnya om Empi dan tanta Sinta bisa lihat Bali juga".

"Iya tanta Erna, trimakasih atas bantuan doa, karna hanya dgn kekuatan doa basaudara semua kk Empi bisa sembuh. Dan kesehatannya sda mulai pulih. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin";

"Iya tanta Erna. Ada hikmah di balik peristiwa sakit ini. Mama baru pertama naik pesawat."

"Wah, luar biasa!"

Foto kakak Sinta dan Kakak Wempy usai pemasangan ring pada jantung di RSUP Sanglah Bali (dok.pribadi)
Foto kakak Sinta dan Kakak Wempy usai pemasangan ring pada jantung di RSUP Sanglah Bali (dok.pribadi)

Itulah cuplikan dari diskusi di whatsApp grup mengenai peristiwa sakit yang dialami seorang saudara dan kini mulai pulih dan bisa jalan-jalan di pantai Kuta bersama istrinya.

Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan dari diskusi tentang sakit di atas, yakni:

1.  Kesembuhan yang sudah dialami si sakit dari penyakitnya itu semata-mata atas bantuan rahmat Tuhan. Ini kebenaran yang tidak bisa disangkal oleh umat beragama.

2. Kesembuhan yang terjadi oleh campur tangan Tuhan itu, karena bantuan doa dari semua basaudara, sebagaimana bunyi firman Tuhan dalam Yak 2: 16, "Doa orang benar bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya".

3. Ada hikmah di balik peristiwa sakit ini, yakni "Kk Empi dan kk Sinta bisa melihat pulau Bali; dan "mama baru pertama naik pesawat". Jadi hikmah yang lain dari sakit itu adalah bisa naik pesawat pertama kali, bisa melihat pulau Bali, dan sekalian jalan-jalan ke Pantai Kuta.

Lantas, ada pertanyaan "seandainya tidak sakit, apakah tanta Sinta (mama) bisa naik pesawat pertama kali? kedua kakak bisa melihat pulau Bali; dan kapan bisa jalan-jalan ke Pantai Kuta?" 

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, gampang-gampang sulit, atau sulit-sulit gampang! Dan sekali lagi sebagai orang beriman, jawabannya hanya satu saja "Hanya Tuhan yang Tahu!"

Dari diskusi terbatas dalam grup whatsApp itu, menarik untuk didiskusikan di sini lebih terbuka dan lebih luas lagi bersama Komunitas Kompasiana.

Apakah betul bahwa selalu ada hikmah di balik sakit penyakit yang dialami seseorang?

Untuk menjawab persoalan yang tidak gampang ini, penulis mengajak pembaca sekalian untuk memandangnya dari segi keagamaan, minimal dari dua agama. Pertama, dari sudut agama Islam yang merupakan bagian terbesar umat beragama di Indonesia tercinta. Dan, kedua tentu saja dari sudut pandang agama yang dianut oleh penulis sendiri yaitu Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik), yang pada umumnya memiliki pandangan teologis yang sama.

Pertama, Dari perspektif agama Islam

Hikmah sakit menurut Sabda Rasulullah SAW seperti dikutip dari https://khazanah.republika.co.id, ada 5 (lima) hikmah dibalik peristiwa sakit yaitu:

1) Sakit bisa menghindarkan kita dari siksa api neraka.  

Rasulullah SAB pernah bersabda, "Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dan api neraka" (HR al-Bazzar)

2) Sakit bisa menjadi penghapus dosa bagi kita. 

Bahwa sakit penyakit yang diderita oleh seseorang itu dapat menjadi sarana penghapus dosa.

3) Sakit itu bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar.

Betul sekali bahwa dengan menderita sakit dan kita bersabar hingga sembuh, akan menjadi kesempatan istimewa untuk bersyukur. Itulah yang oleh Rasulullah SAW disebut sumber kebaikan.

4) Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah.

5) Sakit bisa membuat kita lebih optimis untuk bertahan hidup.

Kedua, Dari perspektif Agama Kristiani

Hampir semua agama, baik Islam maupun Nasrani mempunyai pandangan yang hampir sama dalam menghayati sakit penyakit atau memetik hikmah saat menderita sakit.

Seperti apa yang telah dikemukan dalam perspektif Islam, dalam Agama Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik) mengajarkan minimal 4 (empat) alasan untuk memetik hikmah dari sakit penyakit itu sendiri, yakni:

1) Melalui rasa sakit dan penderitaan itu Tuhan memberikan ujian atas iman seseorang.

Bahkan saya pernah membaca tulisan seorang Teolog Katolik yang mengatakan, "ketika kita sakit atau menderita, saat itulah Tuhan memberikan salam manis kepada kita!"

Seperti Nabi Ayub dalam Perjanjian Lama, Tuhan mengujinya dengan berbagai penderitaan dan penyakit, namun iman Ayub tetap setia kepada Tuhan. Apakah kita juga demikian?

"Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak" (Ibr 12:6).

2) Melalui rasa sakit itu Tuhan mengajak si sakit untuk selalu bergantung dan berharap pada-Nya.

Menarik bahwa pada saat kita sakit, saat itulah terasa sekali bahwa si sakit akan merasa sangat dekat dengan Tuhan. Dan saat itulah Tuhan mengajak kita untuk selalu bergantung dan berharap kepada-Nya.

3) Tuhan sengaja memberikan rasa sakit kepada seseorang supaya menjadi kesempatan untuk melayani orang lain

Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus  mengatakan bahwa bukan hanya orang sehat tetapi orang sakit pun dapat melayani orang lain. Ia mengatakan, "Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah" (2 Kor 1:3-4).

4) Peristiwa sakit menjadi kesempatan bagi kita bertobat atas dosa-dosa.

Sakit memang selalu dilihat sebagai akibat dosa, maka dengan sakit itu hendak mengajarkan serta mengajak kita untuk bertobat. Sebab justru melalui sakit itulah Allah mau berkarya atas kita.

Ya itulah beberapa hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa sakit yang kita alami. Namun tetaplah kita terus berharap bahwa kesehatan itu adalah segala-galanya. 

Kesehatan juga adalah aset terbesar yang harus menjadi milik kita semua. Sebab hanya orang sehatlah yang dapat melakukan segala sesuatu termasuk bersyukur dan berdoa kepada Tuhan. 

Maka kesehatan juga adalah investasi masa depan, hanya orang sehat yang dapat memiliki masa depan yang cerah. 

Mari kita menjaga kesehatan tubuh jasmani, tetapi juga sekaligus tubuh rohani kita agar selalu sehat, sebagaimana dikatakan oleh Thomas Carlyle: ""Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki segalanya".

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita sekalian yang selalu mencintai kesehatan. Tetapi bila kita sudah jatuh sakit, marilah kita memetik hikmah bagi kita! 

Tulisan ini sekaligus mau mengungkapkan rasa syukur atas kesembuhan yang dialami oleh kakak kami Simon Petrus Dalung.

Atambua, 20.07.2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun