Untuk menjawab persoalan yang tidak gampang ini, penulis mengajak pembaca sekalian untuk memandangnya dari segi keagamaan, minimal dari dua agama. Pertama, dari sudut agama Islam yang merupakan bagian terbesar umat beragama di Indonesia tercinta. Dan, kedua tentu saja dari sudut pandang agama yang dianut oleh penulis sendiri yaitu Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik), yang pada umumnya memiliki pandangan teologis yang sama.
Pertama, Dari perspektif agama Islam
Hikmah sakit menurut Sabda Rasulullah SAW seperti dikutip dari https://khazanah.republika.co.id, ada 5 (lima) hikmah dibalik peristiwa sakit yaitu:
1) Sakit bisa menghindarkan kita dari siksa api neraka. Â
Rasulullah SAB pernah bersabda, "Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dan api neraka" (HR al-Bazzar)
2) Sakit bisa menjadi penghapus dosa bagi kita.Â
Bahwa sakit penyakit yang diderita oleh seseorang itu dapat menjadi sarana penghapus dosa.
3) Sakit itu bisa menjadi sumber kebaikan bagi seseorang jika dia bersabar.
Betul sekali bahwa dengan menderita sakit dan kita bersabar hingga sembuh, akan menjadi kesempatan istimewa untuk bersyukur. Itulah yang oleh Rasulullah SAW disebut sumber kebaikan.
4) Sakit bisa membuat kita kembali mengingat Allah.
5) Sakit bisa membuat kita lebih optimis untuk bertahan hidup.
Kedua, Dari perspektif Agama Kristiani
Hampir semua agama, baik Islam maupun Nasrani mempunyai pandangan yang hampir sama dalam menghayati sakit penyakit atau memetik hikmah saat menderita sakit.
Seperti apa yang telah dikemukan dalam perspektif Islam, dalam Agama Kristiani (Kristen Protestan dan Katolik) mengajarkan minimal 4 (empat) alasan untuk memetik hikmah dari sakit penyakit itu sendiri, yakni:
1) Melalui rasa sakit dan penderitaan itu Tuhan memberikan ujian atas iman seseorang.
Bahkan saya pernah membaca tulisan seorang Teolog Katolik yang mengatakan, "ketika kita sakit atau menderita, saat itulah Tuhan memberikan salam manis kepada kita!"
Seperti Nabi Ayub dalam Perjanjian Lama, Tuhan mengujinya dengan berbagai penderitaan dan penyakit, namun iman Ayub tetap setia kepada Tuhan. Apakah kita juga demikian?
"Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak" (Ibr 12:6).
2) Melalui rasa sakit itu Tuhan mengajak si sakit untuk selalu bergantung dan berharap pada-Nya.
Menarik bahwa pada saat kita sakit, saat itulah terasa sekali bahwa si sakit akan merasa sangat dekat dengan Tuhan. Dan saat itulah Tuhan mengajak kita untuk selalu bergantung dan berharap kepada-Nya.
3) Tuhan sengaja memberikan rasa sakit kepada seseorang supaya menjadi kesempatan untuk melayani orang lain
Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Korintus  mengatakan bahwa bukan hanya orang sehat tetapi orang sakit pun dapat melayani orang lain. Ia mengatakan, "Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah" (2 Kor 1:3-4).
4) Peristiwa sakit menjadi kesempatan bagi kita bertobat atas dosa-dosa.
Sakit memang selalu dilihat sebagai akibat dosa, maka dengan sakit itu hendak mengajarkan serta mengajak kita untuk bertobat. Sebab justru melalui sakit itulah Allah mau berkarya atas kita.
Ya itulah beberapa hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa sakit yang kita alami. Namun tetaplah kita terus berharap bahwa kesehatan itu adalah segala-galanya.Â
Kesehatan juga adalah aset terbesar yang harus menjadi milik kita semua. Sebab hanya orang sehatlah yang dapat melakukan segala sesuatu termasuk bersyukur dan berdoa kepada Tuhan.Â
Maka kesehatan juga adalah investasi masa depan, hanya orang sehat yang dapat memiliki masa depan yang cerah.Â
Mari kita menjaga kesehatan tubuh jasmani, tetapi juga sekaligus tubuh rohani kita agar selalu sehat, sebagaimana dikatakan oleh Thomas Carlyle: ""Dia yang memiliki kesehatan memiliki harapan; dan dia yang memiliki harapan, memiliki segalanya".
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita sekalian yang selalu mencintai kesehatan. Tetapi bila kita sudah jatuh sakit, marilah kita memetik hikmah bagi kita!Â