Tadi pagi saya bersama istri berkesempatan membawakan materi Kursus Persiapan Perkawinan Katolik bagi 28 pasangan calon suami istri di Paroki San Antonio Padua Nela. Materi yang kami bawakan berjudul: "Relasi Komunikasi Suami Istri". Kami berusaha membawakannya dengan baik. Tentu saja itu menurut kami.
Dari sisi mereka para peserta kelihatannya sangat bersemangat. Tapi apakah mereka dapat menangkap apa yang kami bawakan, itu masih tanda tanya.
Tentu saja kami berharap, mereka bisa melakukan atau mempraktikkan apa yang kami ajarkan dan bagikan dalam kehidupannya kelak dalam keluarga.
Banyak pasangan muda sebagai peserta kursus
Saya dan istri sangat bersyukur kali ini pesertanya masih muda-muda. Artinya berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, di mana banyak peserta yang ternyata tidak muda lagi.Â
Mereka sudah hidup bersama sebagai suami istri, namun belum secara resmi dikukuhkan melalui upacara keagamaan, dalam hal ini Gereja Katolik menyebutnya Sakramen Perkawinan.
Sebelum mulai materi kami awali dengan sebuah permainan yang biasa dikenal dengan "Berita Berantai" yaitu semacam latihan kecil bagaimana menyampaikan atau meneruskan berita dari orang pertama hingga orang terakhir masih dengan informasi atau pesan yang sama.
Hasilnya ternyata ketika sampai orang terakhir, rumusan beritanya sudah berubah. Hal ini mau mengajarkan bahwa sebagai pembawa berita, seseorang harus mendengarkan dengan seksama dan menyampaikan kepada orang lain pesan yang sama, dengan memperhatikan agar inti pesan yang diberikan benar.
Konflik suami istri bisa diselesaikan