Lalu terjadilah Niut Sa'e, yang diyakini orang mati itu datang atau masuk ke dalam tubuh subyek dan  berbicara atau bertingkah laku persis seperti orang mati itu ketika ia masih hidup. Kadang-kadang Niut Sa'e itu menyampaikan sebab-sebab mengapa ia meninggal. Ada juga yang menyampaikan pesan kepada meereka yang masih hidup.
Tetapi tidak jarang juga terjadi bahwa Niut Sa'e menyebabkan persoalan baru karena sering dalam 'kesurupan' itu, orang-orang yang hidup 'memaksa' dia untuk berbicara tentang sebab-sebab kematiannya. Â Karena itu sering terjadi 'orang mati' itu menuduh seseorang yang menjadi penyebab kematiannya. Dalam bahasa Dawan disebut "Amo'et" atau orang yang buat. Karena itu tidak jarang terjadi perkara perihal tuding menuding ini.
Apa Maknanya bagi yang hidup?
1. Bagi sebagian besar orang Dawan masih meyakini bahwa Niut Sa'e itu benar-benar terjadi dan karenanya mereka percaya akan apa yang disampaikan dalam peristiwa 'niut sa'e' itu. Tetapi ada juga sebagian besar orang yang tidak percaya akan hal tersebut. Hal tersebut terjadi karena pengaruh pendidikan dan agama.
2. Niut Sa'e yang terjadi pada adat kematian orang Dawan, berbeda dengan kesurupan yang terjadi pada masyarakat lainnya seperti yang pernah diberitakan dalam detiknews (10/10/2022) Â bahwa seorang wanita di Desa Sukaoneng yang tiba-tiba berdiri di atap rumah warga pada Minggu dini hari sambil tertawa terbahak-bahak. Wanita itu diduga kesurupan.Â
3. Niut Sa'e pada adat kematian orang Dawan sebenarnya mau mengatakan bahwa karena begitu dekatnya orang yang masih hidup dengan orang yang telah meninggal dunia itu, dan karena dipengaruhi oleh keadaan jiwa yang labil maka pada saat yang sama terjadilah kesurupan itu. Maka boleh percaya boleh tidak percaya terhadap apa yang disampaikan pada Niut Sa'e tersebut. Kalau dampak atau hasilnya positif boleh dipercaya, tetapi bila dampak atau hasilnya negatif tidak boleh dipercaya.Â
4. Agama mengajarkan bahwa orang mati tidak makan, tidak minum, tidak kawin dan dikawinkan (bdk. Mat 22:30). Maka setelah seseorang meninggal dia tidak akan berbicara lagi meski melalui orang yang hidup sekalipun.Â
5. Niut Sa'e hendaknya dilihat semata-mata dalam terang iman dan secara positif sebagai bentuk kecintaan yang mendalam antara mereka yang masih hidup dengan dia yang telah meninggal dunia. Mereka belum bisa melepaskan orang yang meninggal itu sehingga muncul dalam bentuk Niut Sae.
Demikianlah ulasan mengenai sebuah tradisi adat kematian yang terjadi di Timor. Semoga bisa menambah khasanah literasi bagi para Kompasianer. Salam sehat selalu.
Atambua: 12.10.2022