Kata Kitab Pengkotbah: "Untuk segala sesuatu ada masanya, Â untuk apa pun di bawah langit ada waktunya" (3:1).
Tulisan ini saya turunkan pada hari ini untuk mengisi, Â mengenang dan sekaligus mengurai kembali lembaran demi lembaran sejarah Gereja di persada Timor Pulau Cendana 139 tahun silam.
Tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1883 berdiri stasi pertama di Pulau Timor yang kala itu merupakan bagian dari Vikariat Apostolik Batavia, bernama Atapupu, pantai utara yang disebut dengan Tasifeto.
Merunut Sejarah Misi
Perjalanan eksploratif Christofer Colombus bersama ketiga armada kapalnya: Santa maria, Santa Nina dan Santa Penta akhirnya berhasil mencapai sebuah 'benua baru' pada tanggal 12 Oktober 1492. Perjalanan ini membuka lembaran sejarah baru bagi penjelajahan dunia. Akhirnya bangsa Portugis dan Spanyol juga tertarik untuk melakukan penjelajahan dunia dengan salah satu tujuannya adalah misi.Â
Setelah mendapatkan restu dari Paus Alexander VI, kedua kolonialis baru ini mulai membagi wilayah demarkasinya. Dengan melewati Tanjung Pengharapan, rombongan Vasco da Gama akhirnya mendarat di Kalikut, Pantai Timur India pada tahun 1498 dan pada 1534 mereka juga tiba di Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku.Â
Dari Maluku Utara, para pedagang dan misionaris Portugis itu menyebarkan sayapnya hingga ke seluruh pelosok nusantara, termasuk di Nusa Tenggara.Â
Sejarah mencatat adanya peristiwa dan tokoh yang hampir mirip, terutama dengan tampilnya para misionaris awal seperti Paderi Antonio Taveira OP. Beliau adalah seorang misionaris Dominikan Portugis yang memegang peranan penting dalam sejarah awal masuknya agama Katolik di Nusa Tenggara.
Menurut  catatan Walter Fernandez, SJ, di antara para pedagang atau ia menyebut mereka sebagai para penakluk itu , ikut juga para misionaris seperti Fransiskus Xaverius (1506-1552) di Asia, termasuk Indonesia. Bahkan ada legenda di Timor yang juga mengatakan Santo Fransiskus Xaverius pernah tiba juga di pulau Timor.
Misi Gereja Katolik di Timor