Mengapa tema ini yang diangkat?
Akhir-akhir ini di Pulau Timor, khususnya Timor Barat, ada semacam suatu kesadaran baru dari masyarakat, khususnya masyarakat adat untuk menghidupkan kembali praktek-praktek budaya berupa ritus atau ritual-ritual adat yang pada beberapa dekade boleh dikatakan 'hilang' karena tidak dipraktekkan karena menurut pandangan agama tertentu, praktek ini dianggap bertentangan dengan ajaran iman.Â
Salah satu praktek budaya yang akan penulis angkat di sini adalah ritual adat bernama "Tfua/Fua' Ton".Â
Baru-baru ini pada hari  Kamis dan Jumat, 21 & 22 Juli 2022, masyarakat adat pemilik dan pengolah Sawah Pineur di Desa Maurisu, Kecamatan Bikomi Selatan menyelenggarakan acara Tfua Ton ini.Â
Apa Itu Ritual Tfua Ton ?
Istilah Tfua Ton terdiri dari dua kata dasar dalam bahasa Dawan atau biasa disebut Uab Meto yaitu Fua' atau Tfua dan Ton.Â
Kata Fua' atau Tfua adalah tindakan membawa sesajian ke sebuah tempat sebagai bagian dari upacara religius tradisional, terutama berhubungan dengan pertanian.
Kata "ton" artinya tahun. Jadi Tfua Ton berarti  upacara kurban tahunan yang biasa dilakukan menjelang musim tanam yang baru atau pada awal tahun pertanian yang baru (Lih. Andreas Tefa Sa'u, SVD, Kamus Uab Meto Bahasa Indonesia (2020), hlm. 194-195). Â
Istilah tfua ton sering disebut juga "Lol Ton", (Lol = bunuh; ton = tahun). Disebut juga Lol Ton karena dalam upacara itu terjadi 'bunuh hewan' atau kurban (bdk. Di Timor ada  tradisi Tae Lilo setelah penyembelihan hewan kurban).