Dalam dokumen apostolik "Gaudete et Exultate", Paus Fransiskus juga menyampaikan bagaimana setiap orang dipanggil untuk menjadi kudus dalam hidup kesehariannya. Untuk itu, dunia modern dengan segala pengaruhnya, tidak boleh menjauhkan keluarga-keluarga dari Allah justru karena kita melakukan tindakan-tindakan yang tidak berkenan di hati-Nya.Â
Pemimpin Gereja Katolik sedunia ke-266 itu mengutip kata-kata Tuhan Yesus dalam Mat 5:12: "Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga". Dengan kata-kata ini, Paus mengajak keluarga-keluarga untuk mengusahakan kekudusan itu.Â
Untuk itu ia menambahkan, "Do not be afraid of holiness. It will take away none of your energy, vitality or joy". Â "Jangan takut akan kekudusan. Itu tidak akan menghilangkan tenaga, vitalitas atau kegembiraan".Â
Paus bertanya, "Lalu mengapa kita harus bersukacita? Bagaimana kita orang modern menanggapi panggilan kepada kekudusan itu?"
Pastor James Martin SJ dalam sebuah tulisannya mengenai dokumen Gaudete et Exultate yang berjudul, "Top Five Takeaways From 'Gaudete et Exultate' yang dimuat pada laman www.amaricamagazine.org menyebut adanya lima jalan menuju kekudusan keluarga sebagai berikut:
1. Jadilah diri anda sendiri.
 Dalam hal ini Paus menawarkan kepada keluarga-keluarga banyak contoh kehidupan suci dari orang-orang kudus Gereja seperti Santa Theresia dari Lisieux, seorang karmelit yang menemukan kekudusan dalam menjalankan tugas-tugas kecil; Santo Ignatius dari Loyola, pendiri Serikat Yesus yang mencari Tuhan dalam segala hal; dan Santo Philipus Neri, pendiri Oratorians yang terkenal karena selera humornya. Kita tidak perlu menjadi 'penggalan atau salinan' dari orang-orang kudus ini. Kita perlu menjadi diri kita sendiri, seperti yang dikatakan Thomas Merton: "Bagi saya menjadi orang suci berarti menjadi diri saya sendiri".
2. Jalanilah kehidupan sehari-hari apa adanya.
Bagi Paus Fransiskus, kita tidak perlu menjadi uskup atau imam atau anggota ordo religius untuk menjadi kudus. Tetapi setiap orang dipanggil untuk menjadi orang kudus entah sebagai seorang bapak atau mama, seorang guru atau murid, seorang pengacara atau petugas kebersihan. Yang paling penting adalah kita menjalani hidup kita dalam cinta dan memberi kesaksian hidup tentang Tuhan dalam keseharian kita apa adanya.
3. Hindarilah dua kecendrungan ini: sikap tahu segala-galanya (gnostisisme) dan percaya semata-mata pada kekuatan sendiri (pelagianisme).
4. Bersikap baik.