Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pastor Bento dan Umat Alor, Kalabahi

15 Februari 2022   15:58 Diperbarui: 15 Februari 2022   16:06 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini sekedar sebagai suatu bentuk apresiasi terhadap pelayanan seorang Pastor atau Imam Gereja Roma Katolik. Namanya Pastor Bento alias Romo Beatus Ninu.  Munculnya ide untuk menuliskan ini tidaklah terlepas dari sebuah syering yang diunggah oleh seorang saudaraku bernama Wimer pada jendelanya. 

Sebuah pengalaman yang tidak biasa terjadi. Ketika menonton sebuah video amatir tentang umat Katolik  Alor - Kalabahi di Nusa Tenggara Timur yang berbondong-bondong mengantarkan Pastor Bento ke Bandar Udara Mali, untuk pindah menuju tempat tugasnya yang baru. Ketika di Alor, Pastor Bento melayani sebagai Pastor Paroki Santa Maria Fatima Kalongbuku, Moramam, Kecamatan Alor Barat Daya (Pos-Kupang.com).

Ada seorang netizen berkomentar:

"Lebih gampang mengucapkan selamat datang, tapi betapa susahnya mengucapkan selamat bertugas di tempat yang baru".

Menarik untuk disimak bahwa di Alor, Pulau Kenari itu, Pastor Bento dikenal luas sebagai seorang yang gampang bersahabat dengan siapa saja tanpa mengenal status. kedudukan dan jabatan.

Pastor Bento adalah jebolan Seminari Tinggi Santo Mikhael, Penfui Kupang yang merupakan Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira Kupang. Ketika berada di Alor, -yang nota bene mayoritas masyarakatnya beragama Islam dan Kristen Protestan,-ia memberi makna yang mendalam tentang sinergitas Pemerintah, Gereja dan Budaya dalam upaya pembangunan manusia seutuhnya.

Untuk pertama kalinya, saya menyaksikan seorang Pastor muda dengan penampilan yang agak norak (maaf) dan acak-acakan, dihormati, disegani dan disayangi oleh begitu banyak umat dan masyarakat beragama lain. Dengan ini membenarkan pandangan bahwa "janganlah menilai seseorang semata-mata dari penampilannya saja!"

Kesedihan yang mendalam dari umat gembalaannya di Alor, pulau Kenari itu menunjukkan bukti bahwa Pastor Bento sungguh seorang pelayan sejati. Kecintaannya dalam melayani umat dan mengemban dengan sungguh amanat Kristus serta mempraktekkan dengan setia tri tugas Kristus sang Gembala utamanya.

Sebuah pertanyaan patut dikemukakan di sini. Mungkinkah ini yang disebut sebagai Pastor Bonus? Melayani tanpa mengenal lelah, siapa diri orang lain tanpa melihat sekat-sekat perbedaan agama, suku dan ras.

Memang perlu diakui bahwa, seorang yang lahir dari kesederhanaan keluarga dengan pendidikan iman yang mendalam dari seorang Cornelis Ninu dan Martina Meol di lembah Eus Leu Niki-Niki itu mampu menerobos sekat-sekat yang sering menjadi tolok ukur untuk membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.

Pastor Bento alias Beatus Ninu saat ini telah menjadi "Jokowi Kecil" di Alor dan melalui kasih dan pengabdiannya yang tulus, ia sukses membuat orang Alor tulus mencintai dan menyayanginya seperti anak dan saudara kandung mereka sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun