Mohon tunggu...
Yosef MLHello
Yosef MLHello Mohon Tunggu... Dosen - Bapak Keluarga yang setia. Tinggal di Atambua, perbatasan RI-RDTL

Menulis adalah upaya untuk meninggalkan jejak. Tanpa menulis kita kehilangan jejak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Panggilan untuk Kembali ke Sumber

6 November 2021   15:30 Diperbarui: 6 November 2021   15:36 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam arahannya di depan peserta Sinode yang terdiri dari para imam dan biarawan-biarawati se- Dekenat Kefamenanu (4/11/2021), Uskup Keuskupan Atambua, Mgr. Dr. Dominikus Saku, menyampaikan aspek penting dari sinode biasa para Uskup sedunia XVI yang menjadi seruan kenabian dari Bapa Suci Fransiskus tentang bagaimana menjadi gereja yang sinodal. 

Paus mengajak kita sekalian untuk berjalan bersama Tuhan, sesama dan alam ciptaan. Melalui sinode ini juga kita sebagai gereja dipanggil secara istimewa untuk mengalami kasih dan kebaikan Tuhan.

Lebih lanjut, Uskup keempat Keuskupan Atambua itu mengatakan bahwa sinode adalah suatu panggilan untuk kembali ke sumber. Sebab, menurut beliau,  dewasa ini banyak sekali jalan, suara dan bahkan ideologi sesat berupa materialisme, konsumerisme dan hedonisme yang bisa mengarahkan kita kepada satu bahaya besar yaitu idolatria atau pemujaan berhala. 

Menurut Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang itu, bahaya idolatria ini akan mengarahkan kita manusia kepada egolatria yaitu pemujaan diri sendiri, seakan-akan menjadikan diri kita segala-galanya dan melaupakan orang lain.

"Menjadi gereja yang sinodal berarti mau berjalan berjalan bersama Tuhan. Saling mendengarkan satu sama lain. Bukannya kita menjadikan diri kita yang lebih utama sehingga menjadi idolatria dan egolatria di jaman ini", ucap Mgr. Dominikus.

Tema sinode yang ditawarkan oleh Paus Fransiskus kepada seluruh gereja universal untuk direnungkan, direfleksikan dan disharingkan bersama adalah "Menjadi Gereja yang Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi". 

Gereja sebagai persekutuan adalah sinodal. Semua orang beriman perlu saling mendengarkan. Dalam sinode ini kita diajak untuk memperbaiki cara berpikir, relasi pastoral dan membangun cara baru dalam hidup menggereja.

P. Vincentius Wun SVD sebagai ketua Panitia Ad Hoc Keuskupan Atambua yang ditugaskan Uskup untuk mengawal seluruh rangkaian kegiatan sinodal baik ditingkat paroki, dekenat maupuin keuskupan untuk mendapatkan sejumlah masukan yang berarti dan berguna bagi pelayanan pastoral Gereja merawat luka-luka akibat gesekan pastoral di tengah umat. 

Untuk itu, beliau berharap dengan diadakannya sinode ini membantu baik para pelayan pastoral maupun umat untuk semakin menyadari panggilannya untuk kembali ke sumbernya yaitu Tuhan yang menghendaki kita hidup dalam kelimpahan.

Vikjen Keuskupan Atambua itu dengan semangat penuh gairah mengikuti seluruh rangkaian pertemuan sinodal ini dan mencatat setiap masukan dari umat yang dijumpainya agar memperoleh apa yang disebut Sri Paus: mendengarkan suara mereka yang yang tidak pernah didengarkan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun