Setiap ulang tahun adalah moment istimewa. Apalagi kalau itu adalah ulang tahun kelahiran seorang anak manusia. Kelahiran seseorang selalu dinantikan. Bagi keluarga yang sulit mendapatkan keturunan atau anak, kelahiran anak yang dinanti-nantikan adalah berkat istimewa. Kelahiran seorang puteri di antara beberapa putera atau sebaliknya merupakan peristiwa yang dinanti-nantikan dengan penuh kerinduan.
Dalam Kitab Suci agama-agama, peristiwa kelahiran seseorang selalu diwartakan. Dalam Alkitab misalnya, umat Kristiani membaca di sana bahwa peristiwa kelahiran tokoh-tokoh suci seperti Ishak, Samuel, Gideon dan Yohanes Pembaptis selalu ditunggu-tunggu dengan rindu. Apalagi kelahiran mereka terjadi pada masa tua, ketika orang tuanya sudah uzur.
Tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil (Luk 1: 37), demikian Alkitab mewartakan dan meyakinkan manusia bahwa Tuhan dapat menuliskan sesuatu dengan lurus di atas garis yang bengkok.
Momen ulang tahun selalu dinanti-nantikan dengan rindu. Bagi seorang anak, merayakan ulang tahun di antara dan bersama teman-teman sebaya merupakan kesempatan yang indah. Juga merupakan moment untuk mendapatkan ucapan dan kasih sayang. Dan terlebih lagi ia mengharapkan sebuah hadiah sebagai surprise dari orang-orang terkasih. Pada hari ini juga merupakan kesempatan untuk bertanya dan berefleksi, "Menjadi  apakah anak ini nanti?" (Luk 1: 66).Â
Masa depan yang baik dan sukacita selalu merupakan dambaan dan cita-cita setiap orang tua terhadap anaknya. Anak-anak merupakan buah hati dan sekaligus titipan Tuhan sendiri bagi keluarga. Kehadiran seorang anak, terutama puteri dalam keluarga matrilineal merupakan dambaan keluarga, sebab di tangannyalah semua urusan kehidupan orang tuanya. Sementara bagi keluarga patrilineal, kehadiran seorang anak laki-laki selalu dinantikan sebagai penerus garis keturunan bapak. Dialah penegak hidup keluarga. Namun bagi keluarga Kristiani entah anak laki-laki, entah anak perempuan, semuanya adalah mahkota keluarga. Tuhanlah yang memberi, kami siap untuk menerima!
Hari ini merupakan hari yang istimewa bagi puteriku Celin. Mahasiswi Semester VII. Calon Sarjana Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hari ini memasuki usia 21 tahun. "Selamat Ulang Tuhan puteriku! Gapailah cita-citamu, Nak. Tuhan memberkatimu selalu" Seperti kata Kitab Suci, akan jadi apakah kau nanti,hanya di dalam tanganmu bersama Tuhan, kami pasrahkan masa depanmu.Â
Seperti banyak orang tua lainnya di dunia ini, bapak dan mamamu berharap Kau semakin dewasa dan semakin bertambah bijaksana untuk mengelola hidupmu. Jadilah dirimu sendiri. Berbaktilah selalu kepada orang tua dan sesamamu.
Banyak doa dan harapan dari setiap orang untukmu: bapak - mama, adik-kakak, teman dan sahabat, semuanya menginginkan sesuatu yang baik saja untukmu. Jangan lupa berdoalah selalu bagi mereka yang telah berbuat baik dan berjasa untukmu, sekecil apapun itu. Itulah doamu untuknya. Doa kami untukmu. Doa kita bagi mereka.
Pada hari bahagiamu ini aku persembahkan doa Daud, Sang Pemazmur  yang indah itu (Mzm 8) bagimu:
Ya Tuhan, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkam musuh dan pendendam.