Namanya PAUD Santo Nino. Sebuah Kelompok Belajar (Kober). Alamatnya di Dusun Batu Merah B, Desa Naekasa, Kecamatan Tasifeto Barat, kabupaten Belu. Sudah enam angkatan. Artinya alumni PAUD Santo Nino angkatan pertama sekarang sudah kelas VI SD.
Pendidik pertama PAUD Santo Nino adalah ibu Hendrika Funan. Setelah berjalan beberapa bulan, ikut bergabung Sr. Modesta Muti, PM. Mengapa ada suster yang ikut menjadi tutor di PAUD ini?Â
Keterlibatan para suster Puteri Maranata bukan tanpa alasan. Menurut Pengelola Santo Nino, para suster dari Tarekat Puteri Maranata diikutsertakan untuk menjadi pendidik pada Paud ini bukan hanya sekedar untuk menarik minat para orang tua untuk menitipkan anaknya untuk menjadi kelompok bermain dan belajar, tetapi  karena untuk membantu para suster mengembangkan diri dan talenta pelayanan mereka.
"Para suster Puteri Maranata kita minta untuk ikut mendidik anak-anak di Paud ini, supaya para suster bisa mengembangkan talenta mereka sebagai pendamping anak-anak. Dan dengan demikian, mudah-mudahan dengan kehadiran para suster, orang tua semakin percaya untuk menitipkan anak mereka untuk dididik di Paud ini", demikian penjelasan pihak pengelola.
PAUD Santo berdiri pada tanggal 1 Agustus 2015. Pada waktu itu, -demikian sejarahnya, - sebuah kelompok bermain yang dikelola oleh satu LSM, bubar. Pada hal anak-anak masih ada. Mereka setiap hari datang ke tempat bermain mereka. Tetapi tidak ada guru atau tutor yang mendampingi lagi, karena sudah bubar. Melihat itu, seorang tutor bernama Hendrika Funan mendekati bapak pengelola sekarang, dan meminta kalau bisa, kelompok bermain yang sudah bubar itu dihidupkan kembali. Tanpa pikir panjang, demi anak-anak yang tak berdosa yang membutuhkan pendampingan, kami pun mengiyakan. Maka sejak saat itu sebuah kelompok belajar dimulai lagi di Dusun Batu Merah B yang kemudian diberi nama dan pelindung Santo Nino.Â
Nama Santo Nino diambil semata-mata karena ketertarikan dan devosi pribadi terhadap Kanak-Kanak Yesus yang menurut cerita suci dari Filipina, dikenal dengan nama Santo Nino yaitu Yesus kecil dengan pakaian kebesaran seorang Raja Kecil dengan mahkota di kepala dan tongkat di tangan. Demikianlah PAUD Santo Nino selalu merayakan pesta pelindungnya pada Pesta Yesus Dipersembahkan Dalam Kenisah.
Bagaimana dengan ruang belajar?
"Mula-mula kami belum punya ruang belajar sendiri. Hanya berbekalkan tekad dan kemauan yang kuat, kami memulai merintis "sekolah" ini", kisah sang pengelola. "Kami memohon izin dari Ketua Lingkungan Santo Stefanus Batu Merah B dan Kepala Dusun untuk menggunakan balai lingkungan/dusun sebagai sekolah. Syukurlah bahwa ketua lingkungan dan kepala dusun sangat mendukung. Selama dua tahun kami bersekolah di balai itu", katanya mengenang.Â
Setelah berjalan dua tahun, pengelola mengajukan proposal kepada Kepala Desa Naekasa untuk mendapatkan sebuah bangunan ruang untuk PAUD. Dan syukur proposal kami ditanggapi positif. Akhirnya saat ini anak-anak boleh dengan gembira belajar dan bermain di sebuah gedung sederhana yang dibangun dengan dana dari Desa Naekasa. Terima kasih untukmu semua.Â
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu melalui Bidang Pendidikan Non Formal (PNF) sangat mendukung proses pendidikan dan belajar di PAUD Santo Nino. Kepala Bidang PNF, selalu mendorong agar pengelola dan pendidik PAUD Santo Nino terus membenahi diri termasuk mengikuti pelatihan-pelatihan dan akreditasi.