Setiap tahun pada bulan September, umat Katolik Indonesia merayakan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN). Tema perayaan setiap tahun berbeda-beda. Tema biasanya ditentukan dan dipilih oleh para Delegatus Kitab Suci Keuskupan-Keuskupan se-Indonesia atas prakarsa Lembaga Biblika Indonesia (LBI).Â
Di Tengah Krisis Cocid-19
Pada tahun 2021 ini tema yang dipilih adalah Yesus, Sahabat Seperjalanan Kita! Tema ini dipilih untuk menyapa situasi konkret dan aktual dunia kita saat ini yang tengah dilanda pandemi Covid-19. Â Pandemi telah melumpuhkan segala aktivitas, serta melahirkan berbagai kekacauan, ketakutan, kecemasan, depresi, frustrasi dan kebingungan pada semua bidang kehidupan. Semua orang tanpa kecuali, terdampak. Mulai dari yang masih kanak-kanak sampai yang berusia lanjut. Dari yang kaya hingga yang miskin. Dari yang berkuasa sampai mereka yang tersingkir.Â
Bagi umat Katolik, pandemi ini telah mengubah semua  bentuk aktivitas liturgis dan non liturgis. Tidak semua Gereja bisa melaksanakan Misa secara offline. Itu pun, kehadiran umat sangat dibatasi. Hal ini tentu saja demi menghindari penyebaran virus dan memutusrantai penyebarannya. Banyak umat merindukan kehadiran Tuhan melalui Sakramen Ekaristi. Namun mereka cukup puas hanya dengan mengikuti ekaristi online atau live streaming dan komuni batin atau kerinduan.Â
Orang bertanya-tanya, sampai kapan pandemi ini berakhir? Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab. Pandemi merupakan bencana yang tidak dapat kita kontrol. Kita semua tidak bisa mengelak. Â Menurut Dr. Albertus Purnomo OFM, Ketua LBI, sejarah sudah mencatat terjadinya banyak pandemi yang menghancurkan masyarakat dan peradabannya. Â Maka kiranya sudah menjadi takdir manusia bahwa kita harus hidup berdampingan dengan pandemi. Atau dengan kata lain, kita mesti bisa berdamai dengan pandemi ini. Sebab itu kita tidak bisa menunggu sampai kapan bumi kita bebas dari pandemi baru bisa beraktivitas.
Yesus Seorang Sahabat yang senantiasa hadir
Kekristenan merupakan agama dan sekaligus jalan hidup yang didasarkan dan berfokus pada seorang Pribadi yaitu Yesus Kristus. Hal ini biasanya diumpamakan dengan bangunan, di mana Yesus adalah fondasi utama yang secara spesifik disebut batu penjuru bagi sebuah bangunan rumah bernama Kekristenan. Sebagai Tuhan dan Juruselamat, ajaran Yesus bagaikan kompas penunjuk arah bagi kehidupan setiap orang yang percaya kepadaNya.
Karena itu di tengah pandemi  seperti sekarang ini, di mana manusia hampir kehilangan kawan dan sahabat karena takut menularkan atau tertular covid-19, kepada siapa kita harus bersandar? Ketika manusia merasa tidak bisa berbuat apa-apa karena berbagai kecemasan dan ketakutan, tiada jalan lain selain bersandar pada kekuatan Allah.
Di tengah kecemasan ini, kita membutuhkan seorang sahabat yang bisa berjalan bersama, mendengarkan keluh kesah dan membantu mencari solusi di tengah persoalan hidup kita. Yesus sendiri adalah sahabat bagi para murid-Nya.Â
Ketika Ia berbicara mengenai pokok anggur yang benar, Ia menjelaskan bahwa seorang sahabat sejati adalah dia yang rela mengorbankan diri demi sahabat-sahabatnya. "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh 15: 13).Â
Dalam hal ini kisah yang paling cocok untuk direnungkan selama Bulan Kitab Suci Nasional di tengah pandemi ini adalah kisah dua murid ke Emaus (Luk 24: 13-35). Dalam kisah ini, Yesus menempatkan diri sebagai sahabat seperjalanan yang justru tidak disadari oleh kedua murid itu. Mereka berjalan terus tanpa mengenal Yesus. Namun yang pasti Tuhan Yesus mengenal dan tahu persoalan yang sedang mereka hadapi.