Pembuka ( Cowo )
-Seruputan kopi
Salam menuju senja kerinduan,
Belantara manjadi penutup sempurna bagi penyendiri seperti kita
Hi kasih ceritakan padaku,
Seperti apa hatimu dalam nyanyian sendu dipenghujung tidur  malammu
Nay :
Hari ini
Pada tebing tebing sunyi yang tenang,
Mengalir segala rasa bimbang pada tiap sudut yang tak dipandang
Sesekali terlihat ikan bermain dengan lincah nya
Atau sekedar menyaksikan bebatuan yang berulang kali terselimut genangan.
Kali ini binar mata ku menyempit ,
Meyakinkan diri,
apa kah kau seindah capung yang berlalu lalang atau sekedar sayap kecil yang rapuh.
Pitam ( m'abstrak ) :
Biarkan netramu melebarkan kelopaknya untuk melihat yang nyata, memandang sesukanya karena dibalik tebing-tebing itu ada sesuatu yang tersembunyi diantara rimbunnya lumut-lumut mungil yg menanti setiap tetesan tirta,mungkin kamu lupa pada tebing kornea matamu tergantung sejuta stalaktit yg tidak pernah bosan memberi nuansa keindahan setiap saat hingga akupun ikut menikmati keindahannya seperti ikan dan capung itu...
Nay :
Kemarilah,
Temani aku berdansa dalam tarian suara alam
Menikmati tiap desah nafas paru-paru kehidupan
Sandarkan tahta mu pada pangkuan.
Pejaman mata akan melukis mimpi dangan tarian jemari yang tenang.
Biarkan degup itu beirama dalam desir sungai ,
yang terkecup mesra dalam kemurnian air nya
Phitam ( m'abstrak ) :
Ingin diriku berdansa bersamamu diringi nyanyian dan riuhnya alunan shimfoni alam yang memainkan notasi- notasi syaduh tapi jiwaku melarang,perlahan kupejamkan mataku kudengarkan setiap hembusan nafasmu yg begitu lembut selembut hentakan kaki-kaki mungilmu yang dengan lincah memainkan setiap gerakan tarian bersama alam,,seketika atmaku merontah membuat aku terjaga dari lamunanku,dan akupun tersadar ada jarak yang membentang antara aku dan dirimu,maafkan aku tidak bisa berdansa bersamamu dalam teater alam ini,,,