Mohon tunggu...
YOS BATUBARA
YOS BATUBARA Mohon Tunggu... -

Pekerja Sosial

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rus... Belikan Aku Burung Selindit

9 Mei 2011   10:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:55 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rus... Belikan Aku Burung Selindit

( Part One )

Suasana kantin Bang Nuar yang letaknya ditepi pasar dekat pintu gerbang kampus tetap ramai. Apalagi hari itu terik sangat. Matahari yang hadir tanpa diundang hari itu enggak segan segan mengeluarkan seluruh energinya tiap orang merasakan betapa gerahnya. Wajar aja tiap orang yang nongkrong dikantin itu selalu memesan minuman dingin. Rata rata es kosong. Maklum bulan tua. Belum dapat kiriman dari kampung. Juga yang duduk dibawah pohonan sawit, sambil membaca buku, ada yang membaca selebaran, membaca surat cinta, mungkin ada yang nekat baca mantra jampei jampei. Cowok cowok kren dan cewek cewek kece yang lagi nuntut ilmu di ULB memang rata rata punya hobi baca. Tapi selain itu ada juga yang punya hobi dahsyat: NGEGOSIP.

Biar kayak tante tante lagi arisan, seperti yang di tipi tipi itu lho, jawab mereka yang sedang ngegosip. Kayak yang duduk dibawah pohon sawit itu. Bisik bisik setiap ada orang yang lewat. Entah apa yang dibisikinya. Hanya bangku dan pohon sawit yang tau. Selain ngegosip ria ada juga yang lagi nyulam. Tumben, dikampus kok nyulam. Obrolan di kantinpun makin serius. Kadang ada juga ketawanya sampai ngakak. Masya Allah. Tetapi didalam kampus ada cewek yang mondar mandir kayak setrikaaan. Tiap orang ditanyainya. Juga kadang nekat ngintip tiap pintu lokal.

“Hei jelek, ada nampakmu si Bebe” , tanya cewek itu pada seorang cowok yang baru nyampe. Sicowok hanya angkat bahu lalu pergi begitu saja tanpa komentar. Lalu dia tanya lagi pada cewek yang berambut cepak, Ipey.

“Hallo” sapanya ramah, “disana cepak, disini cepek “lanjutnya. Yang disapa cuma nyengir. “ Adakah kau melihat seorang cowok manis yang tidak ganteng ganteng amat, sebelum engkau melangkah kemari ? “tanyanya pada Ipey lagi.

“Oh, tiada.Tiada aku menatapnya. Karena yang aku lihat dan tatap hanyalah seonggok bangkai bangkai yang berjalan “ jawab Ipey . Sama sablengnya. Lalu keduanya cekikikan.

“Diantara bangkai bangkai yang berjalan adakah engkau melihat bangkai Bebe?” lanjutnya lagi tambah gokil.

“ Wow, jikalau bangkai si Bebe yang engkau tanyakan, aku dapat mengetahui aromanya dari sini.”

“Dimanakah ia bersembunyi”

“Biasa, masa dikau tiada akan faham akan kebiasaan buruknya. Saat ini adalah saat nan paling disenangi olehnya. Dirinya sedang melakukan negoisasi dengan pemilik warung. Negoisasi untuk ngutang”

O... Thank you very much mahluk lucu.” Lalu cewek itu kontan meninggalkan Ipey. Benar aja Bebe yang punya hoby ngutang itu jadi malas untuk membayar lagi masang muka memelas sedih.

“Hoi Bebe, jangan lari dikau. Kantin ini sudah dikepung. Marilah kemari, hei... hei...hei.. hei Bebe”cewek itu tambah kumat.

“Wah... ngapain si Rusdi?”bathin Bebe. Konsentrasinya untuk ngutang kontan buyar.

“Hoi, Bebe manusia jelek, sudah terlalu letih diriku mencari dikau. Ternyata dikau adanya disini, didalam sebuah warung..”

“Ada apa Rus nyari nyari aku” tanya Bebe lagi jengkel. Serasa punah harapannya untuk ngutang. Dasar sial dangkal, belum mengkal, kurang sambal, makinya dalam hati.

“Aih aih... bukannya you berujar terima kasih terhadap diriku nan begitu mulia. Coba dikau terka, benda apa yang daku bawa” sahut cewek itu yang ketahuan bernama Rusdiani sambil menunjukkan sesuatu ditangannya. “Apa ini” tanya Bebe.

“Ini, Sesuatu Yang Indah”

“Lagu Padi?”

“Hus. Ini sesuatu yang dikau cari cari selama ini.” Bebe kian penasaran dan menerima benda itu. Kontan aja mata Bebe terbelalak ketika melihat tulisan disampul benda itu; RAPBD.

“Dari mana kau dapat Rus?” tanya Bebe kaget.

“Hus, rahasia. Yang jelas dari seseorang and….. nggak deh, nggak ada yang boleh tau siapa gerangan yang memberinya.”

“Ya udah, yang penting draft ini sudah kita dapat. Kita udah cape nyarinya sama Bobby. Tapi, nggak dikasih sama orang orang itu. Malah kita seperti dibola bola. Dioper kesana kemari. Sial. Mentang mentang mau World Cup.”

“Lekaslah dikau memfhoto copynya. Karena kami berdua telah sepakat penuh janji akan segera daku kembalikanpada siempunya sekitar pukul lima sore “

“Wah, mana duit lagi cekak, kantong lagi koyak, rezeki lagi soak. Kau punya duit khan Rus, utangilah aku”

“Wow, dirimukan faham akan keuanganku. Nehi lah ya....”

“Waduh gimana ya” Bebe garuk garuk betis. “Bob, Bobby... mana Ucok” tanya Bebe pada Bobby yang kebetulan nongkrong dengan Iman.

“Apa Be...”

“Ini, ada draft RAPBD”

“Mana...” tanya Bobby dan Iman serempak dan langsung melihat.

“Udahlah, cepat fhoto copy sana. Biar kita bahas.” ucap Iman ketika membaca bahagian isi draft itu.

“Ia, tapi uangnya mana.......”balas Bebe.

“Dikau mengapa mesti galau. Bukan satu jalan menuju Sinar Mega Plaza. Kita minta aja bantuan kepada seluruh mahluk mahluk yang berhati budiman dikampus ini. Termasuk mahluk halus bila perlu’ usul Rusdiani.

“Ia... ya” mereka bertiga serempak menjawab.

“Cok, mana si Ucok tadi, ajak dia nyari sumbangan keliling” ujar Bebe.

“Entah, kurasa di Perpustakaan dia. Biasa, menggombal si Dina nya dia itu” balas Bobby.

“Yok kita kedalam”ajak Bebe. Mereka kemudian melangkah sambil membawa draft itu.

“Woi, sumbangan woi, sumbangan ..... se ihlas hati” teriak Bobby.

“Sumbangan apa Bob?” tanya Camay.

“Ini untuk mengcopy draft” jawab Bobby sambil menunjukkan draft yang dipegangnya. Kontan camay buka Dompet.

“Nih, sepuluh ribu” ucapnya.

“Wah, makasih banyak ya Camay, mudah mudahan IP kamu empat koma sekian” saat Bebe menerima uang pemberian Camay.

“Hayo, siapa lagi, nyumbang woi... nyumbang”treak mereka.

“Ada apa woi” tiba tiba Ucok nonggol dari pintu Perpustakaan.

“Sumbangan untuk copy draft” terang Bebe.

“Aduh, aku tak ada duit. Proposalku belum cair. Tunggu ya, kujumpai dulu atakmu” balas Ucok sambil masuk ke Perpustakaan lagi. Tak lama ia muncul lagi.” Nih dapat, sepuluh ribu” ucapnya sambil menyerahkan uang itu. “Yok kita cari lagi” lanjut Ucok. Lalu mereka bertiga memasuki ruang kuliah.

“Permisi.... “ucap Bobby.”Kawan kawan, ini ada draft RAPBD. tapi kita tak punya biaya untuk meng copynya. Jadi, kita sangat mengharapkan bantuan kawan kawan untuk memberikan sumbangannya se ihlas hati.” ucap Bobby dihadapan anak anak yang lagi kongkow kongkow nunggu dosennya datang. Tampaknya, anak anak manis itu pada faham. Dan kalo masalah sosial gini, anak anak ULB nggak usah diragukan lagi.

“Nih, cuma seribu perak yang ada, nggak apa apa khan” sahut Vijon.

Thank you” balas Bebe.

“Nih aku, lima ribu” Ridwan memberi.

“Nih dua ribu” Yansi juga. Semua yang ada disitu memberikan sebahagian isi kantongnya. Ada yang lima ratus, seribu, lima ribu. Akhirnya duit sudah mulai ngumpul.

“Ha... ini dia, Bidadari dari Loteng, Ijah sang Penyanyi Dhankdut.” ucap Bebe pada Ijah yang baru nongol. “Hai Ijah Sang Ratu Dhankdut, apa khabar? Sumbang dong....” goda Bebe.

“Sumbangan apa ini?” tanya Ijah bingung karena dikepung oleh tiga cowok yang selalu ngaku tampan. ”Buat fhoto copy” jelas Bebe.

“O...berapa?”tanya Ijah.

“Berapa aja boleh’ jawab Ucok sambil melirik dompet Ijah.

“Lima puluh ribu boleh kan” sahut Ijah sambil membuka koper yang dibawanya. Maklum Ijah saat ini jarang pulang kerumah, sibuk show. Jadi harus bawa stok pakaian.

“Wah, thank you banget Jah.Mudah mudahan you dapat jodoh kayak Sahkrul Khan dan banyak anak” balas Bebe saat menerima uang pemberian Ijah.

“Ah.... nggak usah muji muji segala. Berapalah nilai uang yang Ai beri. Mumpung Ai lagi laris. Khan sekarang lagi musim kondangan, biasa..... abis bulan Suro” balas Ijah ngerendahin diri naikin mutu.

“Iya jah....mudah mudahan”

“Eh, ngomong ngomong nanti kalau Ai married datang ya”

“Jadi engkau married dengan Sahkrul Khan, Jah” goda Bebe lagi.

“Oh, no... kalo sama Sahkrul Khan Ai kurang doyan. Soalnya Sahkrul Khan hoby nya makan mantega, kalo Ai jadian ama dia bisa bisa nggak akur hanya gara gara perang selera”

“Jadi sama siapa Jah? Salman Khan” goda Bebe lagi.

“Wis... tidak lah yaow. Mendingan sama bang Udin tukang tiup lilin, eh... tukang tiup suling. Bang Udin kan mirip mirip dikit kayak vokalis Shella on 7”

“O....” balas Bebe, Bobby, dan Ucok serempak.

“Siapa tuh namanya”Ijah mengkernyitkan kedua matanya.”Hm... siapa ya?”

“Mansyur S”jawab Ucok cepat.

“Bukan, Mus Mujiono”sambung Bobby.

“Hus, norak ah”balas Ijah. “Udah ah, nggak usah dipikirkan.Nanti saja”

“Wah, sudah cukup nih kayaknya”ucap Bebe sambil menghitung uang sumbangan ditangannya.

“Berapa semuanya Be”tanya Ucok.

“Seratus empat puluh dua ribu seratus lima puluh rupiah”

“Udah lah, sudah cukup nya itu. Cepat kita copy. dan sisanya buat beli alat alat yang lain”saran Bobby.

“Siapa yang memfhoto copynya”tanya Bebe.

“Aku aja, mari”pinta Bobby. Bebe menyerahkan kunci sepeda motornya pada Bobby. Bobby pun bergegas. Tapi, ketika dia melangkah keluar, dia dipanggil Juli dan Bu Nurbina.”Bob, sini”panggil Juli.

“Saya Bu...”

“Orang itu, ngasih sumbangan ya” tanya Juli.

“Ia Bu” jawab Bobby ringan.

“Berapa satu orang?” sambung Juli lagi.

“Ah, se ihlas hati kok Bu”

“Ini, dari saya dan Bu Nurbina. Belum gajian.” lanjut Juli sambil menyerahkan selembar uang dua puluh ribuan.

“Makasih ya, Bu”

“Hei, ini lagi” tiba tiba Bu Erlina pun memanggil Bobby yang bergegas hendak pergi sambil membuka dompetnya. “Ini dari Ibu ya....” Bu Erlina pun menyerahkan selembar uang sepuluh ribuan.

“Terima kasih, Bu....” balas Bobby. Lalu ia menuju kearah parkir dimana tempat sepeda motor Bebe nonggok.

Tak lama kemudian sekitar satu setengah jam Bobby sudah tiba dikampus..”Udah Bob“ tanya Bebe

“ Udah”

“Oke nanti malam kita diskusi kan sama kawan kawan. Soalnya waktu sudah agak mendesak. Dengar khabar tiga hari lagi akan disyahkan”.

“Iya, jangan sempat disyahkan. Bisa gawat nanti. Soalnya rakyat dibohongi terus. Aku curiga kenapa draft itu sulitdi dapat pasti ada apa apanya”jawab Bobby.
”Udah, nanti malam kita bahas saja dirumahmu Be” sahut Iman.

“Oke aku tunggu. “ balas Bebe. “Mana si Rusdi ? biar dikembalikan draf ini” lanjutnya.

“Udah woi tiba tiba Rusdi muncul dari ruangan.

“Makasih ya Rus... “ ucap Bebe sambil menyerahkan drafnya.

“Ayolahkita pulang. Nanti malam kita ngumpul dirumahmu Be. Kita kasih tau semua kawan kawan yang dikantin “ sahut Bobby.

Mereka semua yang lagi duduk bergegas pulang memberitahukan kepada semua mahasiswa yang ingin ikut diskusi nanti malam.Tapi Bebe tetap berjalan santai sambil ngobrol dengan Rusdi.

“Be ... antar aku ya “

“Ala .. aku mau belanja lagi , mana sempat ... keburu telat “

“Ala ...yang parahlah kau jang “ desak Rusdi. Bebe diam saja dan mengengkol sepeda motornya. Rusdi berdiri kayak patung .

“Ayo .. apa lagi “ ajak Bebe .

“Asyik... ucap Rusdi.Dan sepeda motor pun melaju kearah Sinar Mega Plaza.

“Mau belanja apa Be,” tanya Rusdi di goncengan.

“Mau beli alat tulis nanti malam, masak nyari kain mori. Kau nyari apa “

“ Mau nayari makanan buat si Suto’

“Suto? Siapa Suto ... tanya Bebe heran.

“Itu, kucingku. Kemarin aku nemunya nyasar dirumah. Entah kucing siapa. Setelah kutunggu-kutunggu nggak ada yang kehilangan kucing, ya.... aku pelihara aja. Aku kan wanita baik hati di dunia, udah cantik, nyentrik, pinter ngetik lagi”

“Pueh..... ngaca Rus, ngaca. Macam gitu kok cantik matamu aja kayak mata kerbo.”

“Biarin aja....” tak lama mereka pun tiba di Swalayan Sinar Mega Plaza.

“Eh ngomong ngomong nama kucingmu tadi siapa? Suto ya... kenapa nggak Deddy Dores aja” tanya Bebe sambil memilih spidol dan karton untuk alat untuk diskusi.

“ Hihihi, karena sikucing senangnya minum susu dan telor. Jadi aku singgkat aja Suto = Susu Telor”

“O... ‘” Bebe melangkah lagi.

“ Be, kita kelantai atas yok “ ajak Rusdi “ lihat lihat pakaian baru, biar up to date, gitu…”

“Borjuasi ah.....”

Lalu mereka menuju lantai atas. Rusdi pun memilih milih pakaian yang di pajang. “Hm... model yang terbaru nggak ada mbak” tanya Rusdi pada penjaga Stand.

“ Hm... yang terbaru di bagian sini mbak, jawab si SPG sambil menunjukan ke arah gantungan pakaian yang renda renda.

“Wow, pakaian model apa ini” tanya Rusdi kaget.

“Ini yang terbaru mbak. Istrinya Rhoma Irama make baju ini kemaren di tipi “

“ Ah ,masa” balas Rusdi .

“Swuer mbak’ lanjut si SPG, “ Ikke Nurhalimah jua”.

Siapa itu Ikke Nurhalimah. Adiknya Ikke Nurjannah ya ..” tanya Rusdi kaget..

Soalnya kalau nama nama penyanyi dangdut Rusdi hafal. Mana ada Ikke Nurhalimah ... tapi kalau Ikke Nurjannah ada .

“ Itu anak wak Ucup tukang martabak yang biduan organ tunggal itu lho...”

“O....”. Rusdi dan Bebe serentak. Sok kenal yang dimakud.

“ Mana lagi mbak “ tanya Rusdi. Si SPG pun membolak balik seluruh pakaian yang di pajang itu. Pakaian bereserakan di steling butik.

“ Pilih yang mana mbak “ tanya si SPG, karena semua model telah di tunjukkan.

“Hm... besok aja ya.. mbak saya kemari lagi “ jawab Rusdi enteng sambil mengajak Bebe pergi begitu saja meninggalkan sang pramuniaga. Si SPG kontan melotot. Sompret, bathinnya, sambil memberesi semua pakaian yang berserakan di atas steling .

“ Eh Rus, kayaknya kamu cocok dangan baju yang katanya pernah dipake bininya Rhoma Irama tadi. Kamu kan mirip penyanyi dangdut.” kata Bebe saat mereka menuruni anak tangga.

“ Wis tidak lah yaow. Diriku hanya pantas memekai gaun up to date. Seperti yang dipake Madonna, Jannet Jecksen, Ciline Dion”

Usai membayar mereka pun tancap gas menuju rumah Rusdi.

“Rus aku mau jadi pacar kamu . Kamu mau nggak” tanya Bebe di perjalan.

“Gilak “ jawab Rusdiani sambil menjitak Bebe. Ketopak.

“Tapi ada syaratnya Rus. Kalau ingin jadi pacar ku, belikan aku burung selindit “.

“Pueh ... siapa yang ingin jadi pacar dikau, dikau jelek sedangkan daku teramat cantik “ balas Rusdi tak mau kalah. Burung Selindit, apa hubunganya, bathin Rusdi

“Bagaimana mau nggak Rus “ paksa Bebe,” syaratnya gampang gampang aja kok “.

yang di tanya cuma diam, Aneh... pikirnya. Gak ada angin, gak ada geledek kok tiba-tiba nembak. Kesambet setan apa ya anak ini, ujar Rusdi dalam hati.

Tak lama pun mereka tiba dirumahRusdi. ”Mau nggak Rus, belikan aku burung selindit“ tanya Bebe lagi saat Rusdi turun dari goncengan. Tapi Rusdi tetap diam aja. Dia gak habis fikir aja, dan langsung masuk kerumah tanpa mengucapkan terimah kasih atau sepata kata pun. Sampai di dalam rumahpun dia masih saja heran. Nggak biasanya anak ini kayak gini. Minta beliin burung selindit pula dia. Tanda tada apa pula ini. Apa tanda maghrib akan tiba.....Ah gila.

Belikan aku burung selindit. Duh, Bebe cowok kece mahluk ULB.Hobbynya ngutang aje. Kemaren nyari draft ER-A-PE-BE-DE. Senang nonton Mimpi Kali Ye . Di ESCETEVE. Milik tetangge. Duileee.....

(to be continued)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun