[caption id="attachment_319493" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi longsoran jalur ka pukul 20.16, jumat (15 /8) . foto :yos Asmat"][/caption]
Longsoran jalur KA yang berada di RT 03 RW 11, Desa Babakansirna, Kecamatan Sukaraja kembali lagi terjadi, Jumat, 15 Agustus 2014. Sebelumnya, ditempat yang sama pernah terjadi longsoran serupa pada Rabu, 21Nopember 2012 lalu. Namun longsoran jalur KA pada Jum’at malam kali ini tidak separah sebelumnya karena cepat ditangani petugas dari PT KAI (Persero).
Untuk menghindari kejadian yang lebih fatal, mulai pukul 20.18 KRL 1200 tidak melanjutkan perjalanan ke stasiun Bogor dan mundur kembali ke arah stasiun Bojong Gede. Saat itu di lokasi, ketinggian air di rel KA arah ke Bogor pada Km 45, tinggi air mencapai 5 cm diatas koprel. Maka mulai pukul 20.18 jalur hulu dan hilir petak jalan Cilebut-Bojong gede dan Bojonggede- Cilebut ditutup untuk perjalanan kereta api.
"Untuk keselamatan dan keamanan perjalanan KRL, maka sejak pukul 20.18 WIB perjalanan KRL lintas Bogor hanya dapat dilakukan sampai dengan Stasiun Bojong Gede," demikian kata Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) Eva Chairunnisa
Eva menambahkan, Pengguna tiket harian berjaminan (THB) yang sudah melakukan pembelian sampai Bogor diperkenankan untuk melakukan refund di loket Stasiun Bojong Gede.
Pekerjaan perbaikan yang cepat dilakukan oleh PT KAI membuat dampak longsoran tidak meluas sehingga pagi hariKRL bisa dioperasikan walau hanya menggunakan satu jalur. Namun dari pengamatan penulis dilokasi, kondisi ini harus cepat diakukan perbaikan dan penguatan daerah sekitar track.
[caption id="attachment_319494" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi longsoran jalur ka pada pukul 06.24 wib, Sabtu (16/8) ; Foto : Yos Asmat"]
Bukan hanya perbaikan track, perbaikan sistem drainase harus dibuat sebaik mungkin sehingga jika debit air yang sangat besar masuk ke jalur ka, maka tidak terjadi longsor kembali. Besarnya debit air dari sungai menuju ke wilayah relkereta api membuat air merembes ke dalam batu kricak sehingga air mengikis jalur ka di bawah bantalan rel ka. Kuatnya dorongan air membuat batu kricak yang berada di bawah bantalan rel tergeruskesamping menuju tebing.
Perlu kerjasama yang baik antara pemerintah dalamini Ditjen Perkeretaapian, PT Kereta Api dan Pemda setempat untuk bersama menata kawasan rel tersebut akan tidak terulang lagi kejadian serupa.
Keberadaan rumah di sisi rel keretaapi sebaiknya dikurangi dan lahan tersebut nantinya dapat digunakan untuk menggeser rel atau memperbesar ruang drainase . selama kondisi yang sempit seperti sekarang ini, upaya penataan sulit dilakukan .Kalaupun bisa tentunya tidak maksimal hasilnya. (Cilebut, 16 Agustus 2014)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H